REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bank-bank milik negara (Himbara) akan terus mendukung para pekerja migran Indonesia (PMI). Hal ini disampaikan Erick saat bersilaturahmi dengan PMI di kantor bersama BUMN di di Far East Finance Center, Hong Kong, Sabtu (1/7/2023).
Erick menyampaikan himbara memiliki peran besar dalam memberikan pendampingan hingga permodalan untuk para PMI yang berwirausaha di Hong Kong ataupun saat kembali ke Indonesia.
"Ada yang mau tinggal di sini, ada yang mau pulang, silakan, tapi kalau pulang harus mulai menabung, belajar wirausaha," ujar pria kelahiran Jakarta tersebut.
Erick menyampaikan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Erick menyebut 97 persen pembukaan lapangan kerja berasal dari sektor UMKM. Pemerintah, lanjut Erick, mempunyai program kredit usaha rakyat (KUR), yang 92 persen pembiayaannya berasal dari bank-bank BUMN.
"Saya berharap bank-bank BUMN terus membantu pendampingan supaya PMI bisa mempersiapkan masa depan lebih baik," ucap Erick.
Erick menyampaikan empat sektor yang akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, mulai dari hilirisasi sumber daya alam (SDA), industrilisasi pangan, ekonomi digital, dan industri kreatif.
Dengan jumlah penduduk yang sekitar 287 juta, Erick menyarankan PMI Hong Kong mulai belajar tentang usaha di sektor pangan. Erick mengatakan peningkatan jumlah penduduk tentu memerlukan adanya pasokan pangan yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Industri pangan harus menjadi potensi buat ibu-ibu (PMI). Kalau pulang (ke Indonesia) dan mulai usaha, coba pikirkan industrialisasi pangan. Karena penduduk yang banyak tentu perlu makan, jangan hanya jual beli baju, tapi usaha pangan, percaya sama saya, nggak akan menyesal," kata Erick.
Erick mengatakan kesempatan PMI berwirausaha di sektor pangan terbuka lebar, baik untuk pertanian, peternakan, atau kuliner. Erick menyebut hal ini akan memberikan dampak ekonomi bagi para PMI saat sudah tidak bekerja di luar negeri.
"Saya mendorong mereka, kalau usaha kembali ke usaha pangan, apakah menanam, beernak, membuat kerupuk atau sambal, yang bisa akhirnya menjadi tambahan pemasukan untuk mereka masa depan saat tidak kerja lagi di luar negeri," kata Erick.
Salah seorang PMI di Hong Kong, Eti, (38 tahun) mengaku sependapat dengan pernyataan Erick. Eti mengatakan berhasil memulai usaha percetakan hingga peternakan sapi di Indonesia berkat dukungan BNI.
Perempuan asal Malang, Jawa Timur, itu berterima kasih kepada Erick dan BNI yang terus memberikan pendampingan tentang wirausaha kepada para PMI di Hong Kong. Eti berharap Erick dapat terus melakukan inovasi-inovasi dalam mendukung pemberdayaan dan masa depan PMI.
"Saya bikin usaha peternakan sapi sudah dari tiga tahun lalu sejak kenal BNI yang memberikan edukasi tentang pelatihan kewirusahaan. Reward dari agen digital BNI saya wujudkan untuk modal usaha peternakan sapi," kata perempuan yang sudah 20 tahun tinggal di Hong Kong tersebut.
Acara silaturahmi berlangsung meriah lantaran ibu-ibu PMI begitu antusias dalam bertemu dan ingin berfoto dengan Erick. Para ibu-ibu PMI pun mengaku merasa sangat terbantu dengan kehadiran sejumlah BUMN di Hong Kong.