Ahad 25 Jun 2023 17:45 WIB

Direktur KCIC: Tarif Kereta Cepat Mentoknya Rp 250 Ribuan

Fokus KCIC saat ini pada commissioning test kereta cepat Jakarta-Bandung.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andri Saubani
Fasilitas kereta cepat Jakarta-Bandung saat menjalani uji coba dari DK13 Batching Plant Tangga Darurat-Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Ahad (25/6/2023).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Fasilitas kereta cepat Jakarta-Bandung saat menjalani uji coba dari DK13 Batching Plant Tangga Darurat-Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Ahad (25/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) terus melakukan uji coba untuk operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Direktur HR, SSHE, Asset KCIC Adhi Priyanto Putro mengaku belum dapat memastikan tarif tiket kereta cepat saat resmi beroperasi nanti. 

"Harga tiket masih kita godok, mentoknya antara Rp 250 ribuan," ujar Adhi saat uji coba KCJB dari DK13 Batching Plant Tangga Darurat, Bekasi, menuju Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Ahad (25/6/2023).

Baca Juga

Adhi menyampaikan saat ini KCIC tengah berfokus pada uji coba meliputi commissioning test yang mencakup uji dinamis pada perjalanan Electric Multiple Unit (EMU) dan Comprehensive Inspection Train (CIT). Adhi menjelaskan CIT atau kereta inspeksi akan selalu berjalan lebih dahulu sebelum kereta cepat penumpang.

"Setiap hari CIT jalan duluan untuk memastikan aman, baru kereta penumpang jalan," lanjut Adhi.

Adhi mengatakan KCJB memiliki sistem dan kualitas dengan standar yang sama dengan kereta cepat di Cina. Adhi menyampaikan KCJB juga mempunyai fasilitas berupa baterai yang dapat menjaga fasilitas seperti AC, lampu, dan listrik tetap terjaga saat mesin kereta mengalami masalah.

"Kalau terhenti, nanti ada kereta lain datang menjemput dan menarik dia. Kalau mesin mati, ada baterai yang kuat satu jam, cukup untuk menunggu kereta penjemput datang. Jadi listrik, AC, lampu masih bisa nyala," ucap Adhi.

Tak hanya itu, Adhi menyampaikan KCIC juga membangun dinding pembatas pada setiap area yang melewati permukiman. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan yang diakibatkan perjalanan kereta cepat. 

"Kita pasang peredam di setiap melewati area permukiman agar tidak berisik saat kereta lewat," kata Adhi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement