Kamis 22 Jun 2023 22:05 WIB

Laku Keras, Kemenkeu Targetkan 60 Ribu Investor Baru SBN Ritel pada 2023

ORI023 akan menjadi SBN Ritel dengan tenor terpanjang yakni empat tahun.

Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut realisasi pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga kuartal I/2023 mencapai Rp217,6 triliun.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut realisasi pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga kuartal I/2023 mencapai Rp217,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan menargetkan adanya 60 ribu investor baru untuk Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 2023.

"Targetnya itu kira-kira selain dari sisi nominal, kita juga menarget adanya penambahan investor baru. Dan kalau kita sampaikan untuk yang tahun 2023 ini, selama setahun kita targetkan ada investor baru 60 ribu," kata Deni di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Dari segi nominal, Kemenkeu menargetkan penerbitan SBN Ritel senilai Rp 130 triliun hingga Rp 150 triliun. Angka itu tercatat naik 21 persen sampai 40 persen dibandingkan realisasi penerbitan SBN Ritel pada 2022 yang senilai Rp 107 triliun.

Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa tahun ini minat masyarakat dalam berinvestasi di SBN Ritel semakin meningkat. Dilihat berdasarkan profil investor, justru tahun ini sekitar 40 persen investor SBN Ritel didominasi oleh para investor muda.

Ia menilai, antusiasme masyarakat dalam berinvestasi terhadap SBN dapat dilihat dari penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 yang lalu. Dari hasil penerbitan tiga seri SBN Ritel hingga Sukuk Tabungan (ST) seri ST010, pemerintah meraup dana penjualan Rp 58,67 triliun atau hampir Rp 60 triliun.

Selain itu, Kemenkeu berencana akan menerbitkan berbagai macam opsi SBN guna tingkatkan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi, khususnya untuk pembangunan proyek transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.

Salah satu SBN yang akan diterbitkan yaitu ORI023 pada 30 Juni mendatang dengan pilihan tenor tiga dan empat tahun.

"Dan nanti tanggal 30 Juni kita akan launching yang ORI023 dengan tenor tiga dan empat tahun. Jadi empat tahun ini akan menjadi SBN Ritel dengan tenor terpanjang," ujar Deni.

Selain banyaknya opsi, alokasi SBN pun akan ditambah. Untuk tahun ini, Kemenkeu menambah alokasi untuk penerbitan SBN Ritel hingga Rp 150 triliun.

"Kita kemarin 2022 menerbitkan SBN Ritel sebesar Rp 107 triliun, nah, untuk tahun 2023 ini, kita diberikan alokasi tambahan jadi Rp 150 triliun," jelasnya.

Oleh karena itu, Deni berharap, dengan diterbitkannya berbagai macam pilihan tersebut, para investor muda akan semakin berminat untuk berinvestasi membangun negara melalui instrumen SBN.

"Karena generasi milenial ini meskipun dari sisi nominal per investor kecil, tapi kita harapkan dengan mereka nanti memahami, merasakan manfaat berinvestasi di SBM Ritel, begitu mereka semakin dewasa, semakin besar penghasilannya, maka alokasi untuk investasi di SBM semakin besar sehingga kita lebih mandiri dari segi pembiayaan pembangunan," pungkasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement