Rabu 21 Jun 2023 16:22 WIB

Dolly akan Disulap Menkop UKM jadi Pusat Ekraf Surabaya Senilai Rp 9,5 Miliar

Kota Masa Depan Dolly merupakan hasil kolaborasi dengan kedutaan besar Inggris.

Warga melintas di sekitar kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/11).
Foto: Republika/Prayogi
Warga melintas di sekitar kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyampaikan transformasi industri mampu membuat kawasan Dolly menjadi pusat ekonomi kreatif (ekraf) di Surabaya.

Menurut Teten, dalam waktu empat tahun kawasan Dolly telah menunjukkan perubahan yang nyata. Dari yang awalnya merupakan wilayah industri seks menjadi wilayah yang memberdayakan masyarakatnya lewat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kami dan pemerintah kota merencanakan ekonomi kreatif di kawasan Dolly menjadi kekuatan ekonomi di Surabaya," ujar Teten dalam kunjungan "Mlaku-Mlaku Nang Dolly" di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/6/2023).

Teten mengatakan, memerlukan usaha yang sangat besar dalam mengubah pola pikir masyarakat Dolly untuk mencari keuntungan dari ekonomi kreatif. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat pun mulai mendapatkan hasil dan percaya diri mempromosikan produk-produknya.

"Tapi, hari ini kita bisa lihat bahwa transformasi itu sudah menunjukkan hasil. Mereka sudah mulai percaya diri bahwa industri kreatif yang lebih sehat, lebih positif sudah bisa menggantikan industri seks. Ini pondasi yang penting," kata Teten.

Menurut Teten, langkah selanjutnya adalah mempersatukan para pelaku UMKM ke dalam sebuah koperasi. Di sini koperasi bertindak untuk memasarkan produk-produk yang sudah dibuat baik ke hotel, restoran, maupun kantor pemerintahan.

Keberadaan koperasi juga berfungsi untuk membuat UMKM mempermudah memperoleh pembiayaan dari bank.

"Pelaku UMKM jangan menjual sendiri produknya, nanti dibeli dulu sama koperasi jadi pelaku di sini fokus buat produksi, bikin sepatu yang bagus, motif yang bagus. Nanti kita kombinasi pembiayaan KUR (kredit usaha rakyat) dan koperasi," kata Teten.

Program Future Cities atau Kota Masa Depan Dolly merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia. Dalam hal ini, Kedubes Inggris berinvestasi 500 ribu poundsterling atau senilai Rp 9,5 miliar.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi Surabaya khususnya Dolly menjadi Kota Masa Depan.

"Saya sangat senang kedutaan Inggris dapat mendukung visi dan misi Kota Surabaya dan Kementerian Koperasi dan UKM. Harapan saya proyek ini terus berhasil, saya pikir kelanjutannya yang paling penting, kami yang mulai proyek ini tapi ini belum selesai," kata Owen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement