Senin 19 Jun 2023 14:54 WIB

Soal Kendaraan Listrik, Ford: AS Belum Bisa Bersaing dengan China

Ford gelontorkan proyek investasi dengan menggandeng China.

Rep: Mgrol148/ Red: Lida Puspaningtyas
Kendaraan listrik milik Ford ditampilkan dalam upacara pembukaan Ford Cologne Electric Vehicle Center di Cologne, Jerman.
Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
Kendaraan listrik milik Ford ditampilkan dalam upacara pembukaan Ford Cologne Electric Vehicle Center di Cologne, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- China saat ini disebut-sebut sebagai negara paling maju dalam pengembangan kendaraan listrik. Direktur Eksekutif Ford Motor Bill Ford mengatakan kepada CNN, Amerika Serikat belum siap bersaing dengan China dalam produksi kendaraan listrik.

"Mereka berkembang sangat cepat dan mereka mengembangkannya dalam skala besar. Dan sekarang mereka mengekspornya," kata Ford pada program Sunday 'Fareed Zakaria GPS' CNN.

Baca Juga

"Mereka tidak ada di sini tetapi mereka akan datang ke sini, kami pikir, pada titik tertentu, kami harus siap, dan kami sedang bersiap-siap," kata Ford, dilansir Reuters, Senin (19/6/2023).

Pada Februari, Ford mengumumkan rencana investasi 3,5 miliar dolar AS untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Michigan. Dalam kesepakatan itu, mereka melibatkan penggunaan teknologi dari perusahaan baterai China.

Bill Ford, yang merupakan cicit dari pendiri perusahaan Henry Ford, mengatakan, dalam program tersebut bahwa pabrik baterai Michigan adalah kesempatan bagi para insinyur Ford mempelajari teknologi tersebut dan kemudian menggunakannya sendiri.

"Itu (Michigan) adalah fasilitas Ford yang sepenuhnya dimiliki. Mereka akan menjadi karyawan kami, dan yang kami lakukan hanyalah melisensikan teknologinya. Itu saja," kata dia.

CEO Ford Jim Farley mengatakan pada Mei, pembuat kendaraan listrik China adalah saingan utamanya di sektor ini. Menurutnya, Ford membutuhkan branding yang berbeda atau biaya yang lebih rendah untuk mengalahkan pembuat mobil China.

"Saya pikir kita melihat China sebagai pesaing utama, bukan GM atau Toyota. Orang China yang akan menjadi pembangkit kendaraan listrik," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement