Ahad 18 Jun 2023 18:37 WIB

Ubah Susu Kedelai Naik Kelas

Susu kedelai yang biasa dijual dengan plastik bening kini dikemas lebih menarik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Gita Amanda
Susu kedelai yang biasa dijual dengan plastik bening kini dikemas lebih menarik. (ilustrasi).
Foto: Health
Susu kedelai yang biasa dijual dengan plastik bening kini dikemas lebih menarik. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Anekdot di kalangan masyarakat tentang sebuah nama bisa menentukan tafsiran pada sesuatu, nyatanya memang bisa benar terjadi. Contoh saja soya yang dalam bahasa Indonesia berarti kedelai ini ternyata membawa persepsi yang berbeda.

Konsep ini pula yang membuat Agus Murtini ingin membuat kedelai naik kelas dengan membawa bendera Soya Ayu. Dia mengolah susu kedelai yang biasa dijual dengan menggunakan plastik bening yang diikat karet, berubah menggunakan botol dan kemasan menarik.

Baca Juga

"Kalau di toko palingan dijual murah dan dijual pake plastik," ujar Murtini menjelaskan alasannya ingin menjajal mengolah produk kedelai menjadi susu.

Murtini mengaku, keprihatinan terhadap susu kedelai ini muncul pada 2019 saat melihat produk tersebut mulai banyak di pasaran. Hanya saja kemasan dan kualitasnya dianggap tidak bisa bersaing.

Kondisi itu mendorong warga asli Solo ini mengolah kedelai dengan lebih modern. Dia membuat bungkus menggunakan botol dan mengajukan olahan susunya kepada laboratorium untuk dicek secara nilai gizi.

Usaha Murtini pun membuahkan hasil. Dia berhasil ikut dalam perlombaan untuk UMKM, termasuk  Asosiasi Business Development Service pada 2021, kemudian Tenat IPB 2022, dan baru pada Februari 2023 memenangkan perlombaan dalam kategori merek lokal di Kick Off BRIWork Agro-Hub IPB.

Melalui pengalaman-pengalam itu, Murtini pun berkenalan dengan berbagai orang yang semakin menyempurnakan produk Soya Ayu. Dia mengaku, terdapat tiga doktor IPB yang menjadi penasehat dalam pengembangan produknya, baik dari segi masalah pangan, mikroba, hingga rasa.

"Memang harganya jadi lebih mahal, tapi ini berkualitas," ujar perempuan berusia 56 tahun yang menjual produknya seharga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu untuk satu botol susu kedelai berukuran 250 ml.

Murtini pun kini memiliki 34 varian produk olahan kedelai. Dia menegaskan, semua produknya memiliki jaminan kualitas terbaik dengan rasa yang bisa dinikmati berbagai kalangan.

Tapi, Murtini mengaku, dia masih menaruh harapan untuk mengembangkan usahanya lebih jauh lagi. Tujuan ini pun disambut baik oleh BRI dengan tawaran untuk melakukan pelatihan.

"Target tiga bulan ke depan mengadakan pelatihan dengan BRI buat perbarui produk," ujar warga Bogor ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement