Kamis 15 Jun 2023 00:19 WIB

Mobil China Segera Kuasai 15 Persen Pasar Mobil Listrik Seluruh Eropa

BYD, Nio, Xpeng, dan Li Auto memiliki potensi besar di Eropa.

Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China Timur, pada 9 Mei 2023.
Foto: Xinhua
Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China Timur, pada 9 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID,Pembuat mobil Cina diyakini akan menguasai sekitar 15 persen pasar mobil listrik (EV) Eropa pada tahun 2025. Produsen mobil China seperti BYD, Nio, dan Li Auto mendapatkan popularitas di kalangan konsumen Eropa.

Menurut laporan yang dirilis oleh KPMG, sebuah jaringan jasa profesional multinasional, dan merupakan salah satu dari empat organisasi akuntansi terbesar di dunia, hal itu akan mewakili langkah maju yang cepat untuk merek mobil China, karena mobil mereka menyumbang kurang dari 10 persen dari 1,1 juta kendaraan listrik baterai (BEV) yang dijual di Eropa tahun lalu. 

Baca Juga

“Merek-merek China yang tumbuh di dalam negeri seperti BYD, Nio, Xpeng, dan Li Auto memiliki potensi besar di pasar Eropa dan dapat berkontribusi paling besar untuk peningkatan penjualan di sana di masa depan,” kata Kepala ekonom KPMG China Kevin Kang di Shanghai, Senin (12/6/2023) di Pameran Netralitas Karbon pertama di China.

Eropa adalah pasar EV terbesar kedua dan tumbuh paling cepat di dunia setelah China. Eropa diperkirakan akan mengalami lonjakan permintaan EV setelah pengumuman Uni Eropa bahwa mereka akan melarang penjualan mobil berbahan bakar fosil baru mulai tahun 2035 untuk memerangi perubahan iklim.

Menurut KPMG Eropa menyumbang sekitar setengah dari 1 juta kendaraan energi baru (NEV) – istilah umum yang mencakup BEV, hibrida plug-in, dan kendaraan sel bahan bakar – yang diekspor China tahun lalu. 

“Saat pembuat EV China memperluas jejak mereka dengan membuka lebih banyak diler dan pabrik di luar negeri, serta menyediakan lebih banyak layanan dan produk yang disesuaikan dengan konsumen internasional, mereka diharapkan dapat meningkatkan pengenalan merek mereka dan meningkatkan pangsa pasar mereka,” kata Kang.

Menurut KPMG pembuat Cina memiliki keunggulan dalam harga yang terjangkau dan berbagai model yang memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda. Harga rata-rata EV China adalah 30.000 dolar AS di Eropa pada tahun 2022, dibandingkan dengan lebih dari 45.000 dolar AS untuk Model 3 produk termurah Tesla.

Pada tahun 2022, pembuat NEV China memperkenalkan 136 model untuk dipilih konsumen, termasuk 110 model BEV dan hal itu menjadikannya peringkat pertama di dunia.

“Namun, pembuat mobil China masih kurang mengenal merek di antara konsumen Eropa, pemahaman tentang pasar luar negeri dan strategi globalisasi yang efektif,” kata Kang.

Kang mecontohkan, tiga model BEV China teratas yang dijual di Eropa tahun lalu adalah Volvo, MG, dan Polestar – semua merek Eropa diakuisisi oleh perusahaan mobil China. Sementara model BEV buatan China menurut temuan KPMG, menyumbang kurang dari 2 persen dari semua EV yang terjual di Eropa.

Norbert Meyring, mitra yang bertanggung jawab atas industri otomotif untuk KPMG China, menyarankan pembuat EV China dapat meningkatkan visibilitas merek mereka dengan bekerja sama dengan diler mobil lokal, atau dengan mengakuisisi lebih banyak merek mobil lokal.

“Menyiapkan diler lokal, pusat layanan pelanggan, dan pabrik produksi lokal melalui investasi greenfield juga merupakan tindakan umum dan efektif bagi pembuat mobil China di pasar luar negeri,” kata Kang.

BYD yang berkantor pusat di Shenzhen, yang tahun lalu mengambil alih Tesla untuk menjadi merek NEV terlaris di dunia, bulan lalu mengonfirmasi sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Prancis.

Menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa, pada tahun 2030, tiga dari setiap lima mobil di Eropa akan menggunakan listrik.

"Mengekspor kendaraan energi baru China ke Eropa merupakan langkah penting untuk globalisasi industri otomotif China, dan itu juga merupakan pilihan yang tak terelakkan untuk industri kendaraan energi baru China," kata Michael Jiang, kepala klien dan pasar di KPMG China.

sumber : South China Morning Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement