REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan melakukan sejumlah ekspansi untuk menggenjot kinerja pada 2023. Anggota holding BUMN farmasi ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 1,2 triliun untuk mendukung ekspansi bisnisnya.
Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk David Utama mengatakan Perseroan akan lebih fokus pada pengembangan laboratorium dan klinik Kimia Farma. "Strategi yang dilakukan yaitu penyetaraan standar layanan termasuk meremajakan peralatan di seluruh outlet," jelas David, Rabu (31/5/2023).
Dana itu disiapkan untuk pengembangan segmen ritel, manufaktur, dan untuk pengembangan bisnis. Strategi pengembangan bisnis di Kimia Farma dilakukan dengan mengakselerasi inovasi produk dan layanan, serta penguatan bisnis.
Salah satu bentuk pengembangan bisnisnya, KAEF menguatkan portfolio end-to-end business dan mengembangkan kategori produk vitamin, mineral dan suplemen (VMS). Selain itu, Kimia Farma melakukan strategic partnership dengan institusi lokal dan global, serta mengembangkan produk-produk di Anatomical Therapeutic Class 2 (ATC-2).
Kimia Farma pada tahun ini juga berencana untuk menambah jumlah apotek maupun laboratorium dan klinik hingga 90 outlet baru. Saat ini, Kimia Farma telah memiliki sebanyak 1.214 apotek, 419 klinik kesehatan, dan 72 laboratorium klinik.
Direktur Keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk Lina Sari menambahkan peruntukan dana capex akan lebih banyak digunakan untuk pengembangan outlet. Hingga kuartal I 2023, dana capex yang sudah direalisasikan mencapai sekitar Rp 90 miliar.
"Alokasi capex pada tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 593 miliar. Penggunaannya untuk tanah dan bangunan serta kendaraan dan inventaris," kata Lina.