REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kimia Farma (Persero) Tbk optimistis dapat membukukan kinerja positif pada tahun 2023. Emiten BUMN di sektor kesehatan ini menargetkan dapat mengantongi laba bersih Rp 130 miliar setelah mengalami kerugian di tahun lalu.
Dari sisi top line, Direktur Keuangan PT Kimia Farma Tbk Lina Sari menyampaikan Perseroan diharapkan dapat mencetak pendapatan lebih dari Rp 11 triliun. Menurut Lina, pendapatan tahun ini masih akan dikontribusi dari segmen ritel farmasi.
"Kimia Farma Apotek dan klinik sejauh ini masih mendominasi. Target kami ke depan 60 persen pendapatan berasal dari ritel dan klinik," ujar Lina saat paparan publik, Rabu (31/5/2023).
Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,1 triliun. Perolehan tersebut menurun sebesar 25,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 12,86 triliun. Hasilnya, Perseroan membukukan rugi bersih Rp 170,05 miliar.
Di sisi lain, aset emiten dengan kode saham KAEF ini sampai dengan Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi Rp 20,35 triliun dari Rp 17,76 triliun pada Desember 2021. Ekuitas juga meningkat menjadi Rp 9,34 triliun dari Rp 7,23 triliun pada Desember 2021.
Adapun hingga kuartal I 2023, Kimia Farma membukukan penjualan senilai Rp 2,30 triliun. "Kinerja positif ini sejalan meningkatnya pendapatan baik dari pasar domestik maupun ekspor," kata Direktur Utama Kimia Farma David Utama melalui siaran pers, Selasa (2/5/2023).
Perseroan membukukan jumlah laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan Non Pengendali senilai Rp 24,62 miliar pada kuartal I tahun 2023. Realisasi ini meningkat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,52 miliar.