REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen tidak mampu mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan kelas menengah. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah mendasar, salah satunya rendahnya tingkat produktivitas masyarakat.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, saat ini yang dibutuhkan Indonesia, yakni adanya transformasi ekonomi. Hal ini guna mendorong tingkat produktivitas di tengah persaingan global yang meningkat.
“Tugas utama pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas lima persen melalui upaya transformasi ekonomi menjadi kunci. Maka itu, di dalam transformasi ekonomi ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi ke depan tidak cukup lima persen, tapi harus di antara enam sampai tujuh persen,” ujarnya saat webinar, Senin (29/5/2023).
Amalia menyebut, tingkat produktivitas masyarakat Indonesia rendah dibandingkan negara lain, seperti Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam. "Contoh bandingkan dengan negara-negara tetangga kita, itu total productivity index kita jauh di bawah negara tetangga kita, dan relatif cenderung menurun," katanya.
Selain itu, menurut dia, produktivitas tenaga kerja Indonesia juga jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, bahkan dengan China.
Menurut Amalia transformasi ekonomi 2045 terhadap produk domestik bruto ditargetkan 9,8 triliun dolar AS dengan Indonesia berada posisi lima besar dunia. Produk nasional Indonesia per kapita target 30.000 dolar AS dengan pendapatan kelas menengah sebesar 80 persen.
Adapun empat tahapan dalam menuju transformasi ekonomi Indonesia 2045. Tahap pertama pada 2025-2029, Indonesia ditargetkan telah menyempurnakan hilirisasi sumber daya alam serta penguatan riset inovasi dan produktivitas tenaga kerja dengan kisaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen—5,9 persen.
Tahap kedua 2030-2034, Indonesia ditargetkan mengalami peningkatan produktivitas secara masif dengan pertumbuhan ekonomi kisaran 6,1 persen—persen. Tahap ketiga 2035-2039, economic powerhouse yang terintegrasi dengan jaringan rantai global dan domestik, serta ekspor yang kokoh.
Tahap keempat 2040-2045, Indonesia ditargetkan telah menjadi negara berpendapatan tinggi dengan kisaran pertumbuhan ekonomi 5,8 persen—7,1 persen.