REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) saat ini terancam default atau gagal bayar utang. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan terdapat sisi negatif dan positif jika AS benar-benar mengalami default.
"Memang dampaknya akan signifikan dalam pasar finansial utamanya," kata Purbaya dalam konferensi video, Jumat (26/5/2023).
Dia menjelaskan, saat ini AS memiliki rating A+ dari S&P, sementara Indonesia masih di bawah itu. Purbaya menuturkan, jika negara yang memiliki rating A+ mengalami default maka peringkatnya akan turun.
"Kalau mereka tidak turunkan apakah kita yang tidak pernah default naik peringkatnya. Ambil analogi seperti itu. Jadi untuk kita untung kalau mereka tidak menurunkan peringkat AS. Kita bisa minta S&P naikan peringkat kami ke lebih tinggi lagi," ungkap Purbaya.
Artinya, lanjut Purbaya, Indonesia berhak mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. Hal tersebut merupakan sisi positif dari yang tengah dihadapi AS saat ini.
Sementara sisi negatifnya, Purbaya menyebut akan ada guncangan di pasar finansial. "Tapi ini sedikit atau tidak lama karena kita lihat sudah banyak negara yang sudah mengurangi eksposur ke obligasi AS," tutur Purbaya.
Untuk itu, Purbaya menilai jika terjadi kejutan dari kondisi AS tersebut, dampaknya akan dalam jangka pendek. Begitu juga dampaknya akan terbatas untuk Indonesia.
"Dari sisi riil sektornya dengan asumsi seperti itu, dampaknya akan relatif terbatas termasuk ke ekonomi kita," ujar Purbaya.