Jumat 26 May 2023 11:09 WIB

TOD Jadi Terobosan BUMN Hadirkan Hunian Terintegrasi

Masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses terhadap hunian layak huni.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo  (Jokowi) meresmikan hunian milenial untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).
Foto: dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan hunian milenial untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hunian yang nyaman dan aman merupakan kebutuhan utama bagi seluruh masyarakat. Namun, sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses terhadap hunian layak huni. 

Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah backlog kepemilikan hunian di Indonesia pada 2021 mencapai 12,7 juta rumah. Angka yang dapat dikategorikan tinggi dan berpotensi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga baru. 

Baca Juga

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai hunian dengan model transit oriented development (TOD) menjadi salah satu solusi. Erick mencontohkan keberhasilan Samesta Mahata Margonda Depok milik Perum Perumnas. Saat peresmian Samesta Mahata Margonda pada April lalu, mantan Presiden Inter Milan itu menyebut proyek hunian TOD menawarkan one-stop solution terhadap berbagai permasalahan mulai dari masalah kebutuhan hunian hingga kemacetan. 

"Masalah hunian yang disinergikan dengan transportasi umum bisa menjadi solusi untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi agar kemacetan bisa dikurangi," ujar Erick.

 

Erick juga menyebut pada hunian TOD ini memiliki persentase minat yang cukup tinggi. Bahkan saat peresmiannya, 65 persen dari unit yang tersedia di Samesta Mahata Margonda sudah laku yang artinya menunjukkan tren positif terhadap hunian TOD.

Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro selaku mengatakan Perumnas bertekad menyediakan hunian bagi masyarakat. Budi berharap pembangunan proyek-proyek TOD mampu memberikan dampak positif pada pengurangan angka backlog di Indonesia sekaligus menjadi tolok ukur pembangunan hunian terintegrasi transportasi di kota-kota lain.

Budi menyampaikan hunian Perumnas tersebar di Depok, Serpong Tangerang Selatan, Tanjung Barat dan Cengkareng Jakarta, Karawang, Dramaga dan Parung Panjang, Bogor.

“Selain di Pondok Cina, Perumnas memiliki dua proyek vertikal lain yang terintegrasi langsung dengan stasiun, yaitu Samesta Mahata Serpong yang terkoneksi langsung dengan stasiun Rawa Buntu dan Samesta Mahata Tanjung Barat yang terintegrasi dengan stasiun Tanjung Barat," ujar Budi.

Budi menyebut kedua proyek TOD tersebut hingga saat ini sedang dalam proses pembangunan, yang mana progres fisik pembangunan Samesta Mahata Tanjung Barat sudah mencapai 80 persen dan Samesta Mahata Serpong mencapai 76 persen.

Tidak hanya hunian vertikal, lanjut Budi, Perumnas juga memiliki hunian tapak yang terintegrasi dengan transportasi KRL Jabodetabek di Samesta Parayasa, Bogor. Budi menilai hunian strategis di barat Serpong ini akan menghadirkan stasiun baru Parayasa yang berada di dalam kawasan perumahan tersebut. 

Founder Rumah Milenials Taufan Teguh Akbari mengatakan karakteristik masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal dekat dengan tempat kerja dan memiliki kemudahan akses transportasi menjadi penyebab tingginya persentase penyewa tempat tinggal di Jakarta. Teguh menyebut mekanisme pengembangan kawasan hunian yang praktis dalam menjangkau hunian, lokasi kerja dengan harga yang masuk akal pun digadang-gadang para pengembang.

"Apalagi tren TOD yang kini sedang popular mengisyaratkan kebutuhan hunian TOD semakin besar," ucap Teguh.

Pengamat properti sekaligus Excecutive Director Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda sepakat dengan pengembangan hunian TOD mengingat harga tanah yang terus meningkat sehingga pemerintah serta tanah-tanah BUMN harus diamankan dan dibangun TOD. Ali menyampaikan pemerintah melalui Kementerian BUMN nyatanya tidak tutup mata akan permasalahan yang terjadi. 

"Gagasan Erick Thohir akan pembangunan kawasan hunian TOD yang dibangun Perumnas menjadi satu terobosan hunian yang dapat menjawab tingkat pembelian hunian terintegrasi di tengah kota," kata Ali.

Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan hunian berkonsep TOD makin diminati di tengah persoalan kenaikan harga BBM dan pajak kendaraan bermotor, pembatasan plat ganjil/genap dan rencana penerapan ERP di beberapa jalan.

"Peluang hunian TOD di DKI Jakarta menjelaskan bagaimana pengembangkan konsep TOD didorong oleh tren pembangunan sarana transportasi massal," kata Ferry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement