REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk (ARTO) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Private placement tersebut digelar dalam rangka melaksanakan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (MESOP).
Emiten bank digital ini rencananya akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 250 juta lembar saham baru dengan nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham baru itu setara dengan 1,80 persen dari modal yang ditempatkan Perseroan.
Dengan pelaksanaan private placement ini, persentase kepemilikan saham investor akan berkurang atau terdilusi. Hal tersebut lantaran semakin banyak saham beredar setelah aksi korporasi.
"Melalui pelaksanaan hak opsi pada program MESOP, maka pemegang saham akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 1,77 persen," tulis manajemen Bank Jago melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (23/5/2023).
Setelah aksi korporasi ini, modal Perseroan diperkirakan akan meningkat sebesar Rp 25 miliar. Modal Bank Jago akan naik 1,80 persen menjadi Rp 1,41 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.
Rencana penambahan modal ini pun mendapat respons yang negatif dari para investor. Setelah rencana tersebut diumumkan kemarin, saham ARTO hari ini langsung mengalami koreksi yang cukup tajam.
Menjelang penutupan sesi kedua perdagangan, saham ARTO terpantau bergerak lesi dengan melemah sebesar 2,29 persen ke level 2.560. Padahal tiga hari sebelumnya, saham ARTO sempat mengalami reli dengan kenaikan yang cukup signifikan.