Senin 08 May 2023 07:40 WIB

Fitch Turunkan Peringkan Ekonomi Mesir Menjadi "B"

Penurunan peringkat akibt meningkatnya risiko pembiayaan eksternal Mesir.

Bendera Mesir (ilustrasi). Lembaga pemeringkat global Fitch telah menurunkan prospek Mesir menjadi 'B' dari 'B+'. Prospek negara tetap negatif.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Bendera Mesir (ilustrasi). Lembaga pemeringkat global Fitch telah menurunkan prospek Mesir menjadi 'B' dari 'B+'. Prospek negara tetap negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lembaga pemeringkat global Fitch telah menurunkan prospek Mesir menjadi 'B' dari 'B+'. Prospek negara tetap negatif.

Menurut analis Peringkat Utama Fitch, Laure de Nervo, faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan peringkat adalah meningkatnya risiko pembiayaan eksternal negara karena persyaratan pembiayaan dan kondisi pembiayaan eksternal yang terbatas. "Ketidakpastian seputar kemampuan Mesir untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternalnya telah meningkat, mencerminkan prospek akses pasar yang masih terbatas dan kurangnya kepercayaan pasar terhadap rezim nilai tukar baru Bank Sentral Mesir (CBE), yang telah menahan mata uang asing (FC) arus masuk," kata pernyataan itu dilansir Zawya, akhir pekan lalu.

Baca Juga

Tindakan pemeringkatan juga mencerminkan "kemerosotan nyata metrik utang publik, termasuk penurunan baru dalam biaya/pendapatan bunga pemerintah, yang, jika tidak dibalik, akan membahayakan keberlanjutan utang jangka menengah," kata Fitch.

Moody juga telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko keterjangkauan utang pemerintah dan profil keberlanjutan utang. Perekonomian Mesir telah terpukul oleh dampak dari perang Rusia-Ukraina. Tingkat inflasi nasional meningkat menjadi 32,7 persen pada Maret, menurut badan statistik Mesir, CAPMAS.

Lonjakan inflasi yang dipicu oleh serangkaian devaluasi mata uang yang dimulai pada Maret 2022 telah mengguncang perekonomian. Ada kekhawatiran apakah pemerintah mempercepat implementasi reformasi, yang dijanjikan sambil mengamankan bantuan tiga miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF), meskipun Perdana Menteri Mostafa Madbouly telah menegaskan kembali bahwa negara tersebut sepenuhnya mampu memenuhi kewajiban utangnya.

"Kami melihat risiko bahwa penundaan transisi lebih lanjut ke nilai tukar yang fleksibel akan semakin merusak kepercayaan, dan berpotensi menunda program IMF," kata pernyataan Fitch.

Lembaga pemeringkat berasumsi bahwa nilai tukar akan terdepresiasi lebih lanjut sebelum stabil pada tahun buku yang berakhir Juni 2024. Bulan lalu, S&P Global Ratings menurunkan prospek Mesir menjadi negatif dan memperkirakan depresiasi mata uang lebih lanjut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement