REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah menilai menguatnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor penting yang mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 melebihi kinerja ekonomi China pada kuartal yang sama.
Adapun kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5,03 persen melampaui sebagian besar prediksi para analis pasar.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan kinerja itu pun melebihi kinerja ekonomi China pada kuartal I 2023 sebesar 4,5 persen.
Hal itu menunjukkan resiliensi Indonesia di tengah dinamika perekonomian global yang terus melambat.
Faktor penopang resiliensi itu terutama konsumsi rumah tangga tumbuh 4,5 persen, lebih tinggi dari kinerja kuartal I 2022 sebesar 4,3 persen.
"Hal ini mencerminkan terjaganya penguatan daya beli masyarakat yang ditopang stabilitas harga di dalam negeri serta meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (5/5/2023).
Dia menyatakan pemerintah akan terus memantau risiko perekonomian dunia. Meskipun kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal pertama cukup baik, kondisi ekonomi global berada dalam tekanan.
International Monetary Fund memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen pada 2023.
"APBN 2023 telah didesain secara konservatif dan antisipatif terhadap perlambatan ekonomi global, termasuk dampak rambatan dari moderasi harga komoditas,” ucapnya.
Dari sisi lain, kebijakan fiskal juga diarahkan untuk mempercepat pelaksanaan agenda reformasi struktural. Sri Mulyani menyebut anggaran pendapatan dan belanja negara berperan krusial sebagai peredam tekanan inflasi global dan mendorong penguatan aktivitas ekonomi domestik.
Baca juga: 22 Temuan Penyimpangan Doktrin NII di Pesantren Al Zaytun Menurut FUUI
“Hal itu terlihat di antaranya dari komponen konsumsi konsumsi pemerintah dan belanja negara,” ucapnya.
Per kuartal I 2023, konsumsi pemerintah tumbuh empat persen. Lalu, komponen belanja anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk ke dalam konsumsi pemerintah, seperti belanja barang tumbuh 36,4 persen dan belanja pegawai tumbuh 1,2 persen.
"Belanja negara terus dioptimalkan untuk mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat melalui program bantuan sosial. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsolidasi fiskal yang dilakukan oleh pemerintah pada 2023 tidak menahan laju percepatan pertumbuhan ekonomi nasional," ucapnya.