Kamis 04 May 2023 21:45 WIB

The Fed Naikkan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Saham dari Analis

IHSG diproyeksikan bergerak mixed cenderung menguat pada range 6.740-6.960.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank sentral AS, Federal Reserve, kembali menaikkan suku bunga pada Mei 2023 sebesar 25 bps di level 5 persen-5,25 persen. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menilai langkah yang dilakukan The Fed tersebut tepat dan perlu dilakukan.

"Hal tersebut menimbang data perekonomian AS yang cenderung solid mencerminkan angka inflasi yang masih tinggi," kata Ratih dalam risetnya, Kamis (4/5/2023). 

Baca Juga

Meskipun Institute for Supply Management (ISM) PMI Manufaktur melemah dan berada di level kontraktif pada April sebesar 47,1 poin, sektor jasa yang tercermin dari ISM PMI Non Manufaktur masih kokoh di level 51,9 dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 51,2. 

Data tenaga kerja AS juga masih kuat, unemployment rate pada Maret 2023 di level 3,5 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata 50 tahun terakhir sebesar 6,2 persem. Rilis tersebut menunjukan angka inflasi masih harus ditekan meskipun sudah mengalami penurunan pada Maret 2023 sebesar 5 persen yoy, dari puncaknya 9,1 persen yoy di Juni 2022. 

Sementara itu, suku bunga saat ini diproyeksikan menjadi terminal rate sebesar 5,1 persen di tahun 2023. Namun, tidak menutup kemungkinan suku bunga masih naik 25 bps jika data perekonomian dan inflasi masih mencerminkan pertumbuhan signifikan. 

Pergerakan IHSG hari ini ditutup positif pada level 6.844, naik 0,46 persen. IHSG telah merespons kenaikan suku bunga The Fed dalam dua hari lalu dengan terkoreksi 1,5 persen secara kumulatif. Pergerakan IHSG hari ini ditopang oleh saham growth stock salah satunya sektor teknologi menguat 1,38 persen dan saham sektor infrastruktur naik 1,29 persen. 

Performa saham growth stock sejalan dengan proyeksi suku bunga The Fed yang saat ini telah mencapai terminal rate di level 5,1 persen. "Hal tersebut memberikan katalis positif untuk saham growth stock dengan P/E yang tinggi bahkan negatif, serta saham dengan rasio debt yang tinggi," kata Ratih.

Ratih memproyeksikan IHSG kembali mengalami penguatan. Penopang penguatan IHSG juga didorong oleh data ekonomi domestik dalam momentum positif, dengan angka inflasi terkendali pada April 2023 sebesar 4,33 persen yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,97 persen yoy. 

Industri manufaktur juga masih dalam level ekspansif sebesar 52,7 poin pada periode April 2023. Akselerasi produksi ditopang oleh solidnya permintaan domestik di tengah turunnya ekspor akibat potensi melemahnya kondisi ekonomi global. IHSG diproyeksikan bergerak mixed cenderung menguat pada range 6.740-6.960. 

Ratih merekomendasikan secara teknikal sejumlah saham yang dapat ditransaksikan pada perdagangan Jumat (5/5/2022). 

(Buy) BBRI di area Rp5.150 dengan target harga pada resistance di level Rp 5.300 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 4.950

(Buy) TOWR di area Rp 1.010 dengan target harga pada resistance di level Rp 1.100 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 960.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement