Rabu 03 May 2023 07:18 WIB

Jasa Marga Klaim Manajemen Rest Area Selama Lebaran Tak Ada Penumpukan

Sistem buka-tutup rest area pada tahun ini dilakukan dengan durasi yang cukup singkat

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Foto udara suasana rest area Heritage Km 260B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Menjelang arus balik lebaran 2023 gelombang kedua, Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di bekas lahan Pabrik Gula tersebut mulai dipadati pengunjung dan kendaraan dari Jawa Tengah menuju Jakarta.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Foto udara suasana rest area Heritage Km 260B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Menjelang arus balik lebaran 2023 gelombang kedua, Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di bekas lahan Pabrik Gula tersebut mulai dipadati pengunjung dan kendaraan dari Jawa Tengah menuju Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Related Business (JMRB) sebagai pengelola rest area mitra di ruas Jasa Marga Group, memastikan bahwa manajemen rest area selama periode arus mudik dan balik selama periode Lebaran 2023 dapat terkendali.

Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga M Agus Setiawan menyampaikan, sejumlah penanganan operasional di rest area yang telah direncanakan oleh Jasa Marga berjalan dengan efektif.

Baca Juga

Menurutnya, meskipun volume kendaraan mengalami peningkatan, namun tidak terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan di rest area yang menyebabkan antrean hingga jalur utama tol.

"Dibandingkan tahun sebelumnya, pada arus mudik dan balik tahun 2023 ini, tidak terjadi kepadatan yang signifikan di rest area. Sejumlah peningkatan pelayanan dilakukan oleh Jasa Marga untuk menciptakan mudik yang aman dan berkesan, salah satunya tentu saja di rest area dan fasilitasnya yang tidak bisa dipisahkan dari operasional jalan tol," kata Agus dalam keterangan resminya, Rabu (3/5/2023).

Agus menambahkan, pada periode arus mudik dan balik tahun 2023, PT JMRB mencatat peningkatan volume kendaraan pada 11 rest area utama di Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Cipularang.

Pada arus mudik, terjadi peningkatan volume harian rata-rata kendaraan, dari 61.236 kendaraan menjadi 78.730 kendaraan atau meningkat 29 persen dibanding kondisi normal. Sedangkan pada arus balik, volume total harian rata-rata kendaraan dari 61.234 kendaraan naik menjadi 97.682 kendaraan, atau naik 60 persen.

“Pada arus mudik, peningkatan lalu lintas tertinggi terjadi di Rest Area Km 39A dan KM 57A Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Rest Area KM 72A dan KM 88A Jalan Tol Cipularang dan Rest Area KM 207A Jalan Tol Palikanci. Sementara itu pada arus balik, terpantau Rest Area KM 62B Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Rest Area 97B dan 88B Jalan Tol Cipularang yang memiliki peningkatan lalu lintas tertinggi," jelas Agus.

Tingginya jumlah kendaraan yang masuk ke rest area tentu mempengaruhi kapasitas parkir. Namun, situasi itu diinformasikan kepada pengguna jalan secara real time melalui Rest Area Management System (RAMS) yang terintegrasi dengan Dynamic Message Sign (DMS) di lajur jalan tol.

Agus melanjutkan, dengan melihat kapasitas parkir yang terdapat di DMS, pengguna jalan bisa memutuskan untuk tetap masuk ke rest area terdekat tersebut, atau ke rest area selanjutnya, bahkan juga bisa keluar jalan tol sejenak, mengingat tarif di Jalan Tol Trans Jawa dikenakan sesuai dengan jarak yang ditempuh (sistem tertutup).

"Pengguna jalan juga bisa memantau kondisi rest area secara real time melalui aplikasi Travoy untuk membantu merencanakan perjalanan dengan lebih baik lagi” ujar Agus.

Direktur Pengelolaan Gedung dan Fasilitas PT JMRB Tita Paulina Purbasari menuturkan, atas diskresi Kepolisian, sempat diberlakukan sistem buka-tutup di sejumlah rest area secara situasional.

Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurai kepadatan yang terjadi di dalam rest area. Sistem buka-tutup rest area pada tahun ini dilakukan dengan durasi yang cukup singkat, yakni sekitar 5-10 menit, sehingga antrean kendaraan di on ramp rest area tidak sempat memadati hingga ke jalur utama tol.

“Upaya lainnya yaitu dengan memberlakukan skema rekayasa lalu lintas di dalam rest area serta memaksimalkan kapasitas parkir kendaraan seiring dengan meningkatnya arus lalu lintas di jalan tol, terutama jika sedang diberlakukan one way di jalur utama tol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement