Ahad 30 Apr 2023 15:40 WIB

Bisnis Cip Samsung Rugi 3,4 Miliar Dolar AS

Meski rugi, Samsung tetap berinvestasi besar untuk riset dan pengembangan.

Logo Samsung Electronics Co di kantornya di Seoul, Korea Selatan, Selasa (31/1/2023). Bisnis semikonduktor Samsung Electronics membukukan kerugian operasional sebesar 4,58 triliun won (3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 50 triliun) pada kuartal pertama 2023.
Foto: AP/Ahn Young-joon
Logo Samsung Electronics Co di kantornya di Seoul, Korea Selatan, Selasa (31/1/2023). Bisnis semikonduktor Samsung Electronics membukukan kerugian operasional sebesar 4,58 triliun won (3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 50 triliun) pada kuartal pertama 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Bisnis semikonduktor Samsung Electronics membukukan kerugian operasional sebesar 4,58 triliun won (3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 50 triliun) pada kuartal pertama 2023. Hal itu karena penurunan yang berkepanjangan dari industri cip global.

Meskipun mengalami penurunan permintaan dan penurunan harga, perusahaan memperkirakan bisnisnya akan pulih pada separuh kedua tahun ini. Perusahaan telah mengurangi produksi dan inventaris cip pelanggan akan dinormalisasi sekitar waktu tersebut, demikian dikutip dari Korea Times, akhir pekan ini.

Baca Juga

Samsung juga menekankan, meskipun turun sekarang, pihaknya sedang mempersiapkan masa depan. Perusahaan menginvestasikan 6,58 triliun won dalam penelitian dan pengembangan dan 10,7 triliun won dalam fasilitas, injeksi kuartal pertama terbesar dalam sejarahnya. 

Dalam pengumuman pendapatan kuartal pertama, Samsung mengatakan penjualannya mencapai 63,74 triliun won, turun 18,1 persen dari periode yang sama 2022. Laba operasinya mencapai 640,2 miliar won, turun 95,5 persen year-on-year. Ini adalah pertama kalinya laba operasi kuartalan Samsung merosot di bawah satu triliun won sejak kuartal pertama 2009, ketika mencapai 590 miliar won.

Berdasarkan segmen, kerugian operasional sebesar 4,58 triliun won di divisi Device Solutions (DS), yang mengawasi bisnis semikonduktor, menjadi alasan utama penurunan kinerja. Divisi Device eXperience (DX), yang menangani smartphone dan peralatan rumah tangga, mengimbangi kerugian semikonduktor, menghasilkan laba operasional sebesar 4,21 triliun won pada kuartal pertama. Di antaranya, 3,94 triliun won dihasilkan dari bisnis MX di bawah divisi DX yang mencakup smartphone.

Samsung menghubungkan dorongan dalam bisnis MX dengan seri smartphone Galaxy S23, yang diluncurkan pada Februari lalu. Perusahaan menjual lebih dari satu juta unit smartphone Galaxy S23 di Korea dan 11 juta secara global.

Smartphone ini terus mengungguli model sebelumnya di pasar global. Namun untuk Samsung, yang penghasilannya sangat bergantung pada penjualan semikonduktor, perusahaan harus mengharapkan kebangkitan permintaan.

Wakil Presiden Eksekutif Divisi DS Samsung, Kim Jae-june, mengatakan, perusahaan mengharapkan permintaan semikonduktor meningkat pada paruh kedua tahun ini. "Kami merevisi produksi chip memori ke bawah," kata Kim kepada investor selama panggilan konferensi. 

"Kami berharap ukuran pemotongan produksi menjadi jauh lebih berarti, tingkat inventaris menurun mulai kuartal kedua dan permintaan meningkat secara bertahap pada paruh kedua tahun ini karena pelanggan menyesuaikan inventaris mereka," kata Kim menambahkan.

Namun, para ahli mengatakan masih harus dilihat apakah Samsung akan mampu memberikan kinerja yang lebih baik pada kuartal berikutnya. "Efek pembukaan kembali yang diharapkan di China masih terbatas pada sektor jasa seperti restoran dan perjalanan, dan semua orang bersiap menghadapi kemungkinan resesi bahkan jika persediaan pelanggan telah habis sampai batas tertentu," kata seorang analis di Sekuritas Samsung, Hwang Min-seong.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement