Jumat 08 Aug 2025 21:23 WIB

Tarif Trump Berlaku, Pendapatan AS Bisa Tembus 50 Miliar Dolar AS per Bulan

Kenaikan dipicu tarif baru untuk puluhan negara dan produk strategis.

Amerika Serikat memperkirakan akan memperoleh setidaknya 50 miliar dolar AS per bulan dari tarif impor. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Amerika Serikat memperkirakan akan memperoleh setidaknya 50 miliar dolar AS per bulan dari tarif impor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat memperkirakan akan memperoleh setidaknya 50 miliar dolar AS per bulan dari tarif impor, seiring mulai berlakunya tarif yang lebih tinggi terhadap puluhan negara.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, pada Kamis (7/8/2025) lalu mengungkapkan, pendapatan AS diproyeksi meningkat 20 miliar dolar AS dari bulan lalu, ketika tarif menghasilkan 30 miliar dolar AS. “Dan nanti, juga akan mendapatkan uang tambahan dari tarif semikonduktor, obat-obatan, dan berbagai hal lainnya,” kata Lutnick dalam wawancara dengan Fox Business Network.

Baca Juga

Presiden AS, Donald Trump, pada Kamis mulai memberlakukan tarif lebih tinggi terhadap impor dari puluhan negara, menaikkan rata-rata bea masuk AS ke tingkat tertinggi dalam satu abad, dengan tarif antara 10 persen hingga 50 persen.

Sehari sebelumnya, Trump juga mengumumkan rencana mengenakan tarif sekitar 100 persen terhadap chip semikonduktor impor kecuali jika produsen berkomitmen memproduksi di AS, serta tarif kecil untuk impor farmasi yang akan meningkat hingga 250 persen secara bertahap. Rincian tarif untuk sektor tersebut diperkirakan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang setelah Departemen Perdagangan menyelesaikan investigasi terkait dampak impor terhadap keamanan nasional AS.

 

Dilansir dari laman Aljazeera, Lutnick mengatakan perusahaan dapat memperoleh pengecualian dari tarif semikonduktor jika mengajukan rencana pembangunan pabrik di AS yang diawasi auditor. “Tujuan Presiden Trump adalah agar produksi semikonduktor dilakukan di sini,” ujarnya, seraya memprediksi inisiatif tersebut akan menghasilkan investasi sekitar 1 triliun dolar AS untuk memperkuat manufaktur dalam negeri.

Beberapa pengecualian telah disepakati, termasuk dengan Uni Eropa yang menyatakan kesepakatannya menerima tarif 15 persen atas sebagian besar ekspor UE mencakup chip, serta dengan Jepang yang mendapatkan jaminan tidak akan dikenai tarif lebih buruk dibanding negara lain.

Upaya meningkatkan produksi chip dalam negeri bukan hal baru. Pada 2022, Kongres AS meluncurkan program subsidi manufaktur dan penelitian semikonduktor senilai 52,7 miliar dolar AS di bawah Presiden Joe Biden. Tahun lalu, lima perusahaan semikonduktor terkemuka sepakat membangun pabrik chip di AS.

Departemen Perdagangan mencatat, tahun lalu AS hanya memproduksi sekitar 12 persen chip semikonduktor global, turun dari 40 persen pada 1990.

Terkait pembicaraan dengan China mengenai perpanjangan gencatan tarif yang akan berakhir 12 Agustus, Lutnick menyebut kemungkinan kesepakatan cukup besar. “Saya pikir kami akan menyerahkan hal itu kepada tim perdagangan dan presiden untuk memutuskan,” katanya. “Rasanya kemungkinan besar mereka akan mencapai kesepakatan dan memperpanjangnya selama 90 hari lagi, tetapi saya serahkan kepada tim tersebut.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement