REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukalapak.com Tbk mencatatkan rugi bersih Rp 1 triliun pada kuartal I 2023. Jumlah tersebut turun dari laba bersih senilai Rp 14,59 triliun di kuartal I 2022. Hal itu seiring dengan kerugian operasional yang dibukukan Bukalapak sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2023 atau mengalami penurunan secara tahunan.
"Penurunan tersebut terutama karena di kuartal I 2022, perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk," kata Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/4/2023).
Adapun Total Processing Value (TPV) Bukalapak selama kuartal I 2023 tumbuh sebesar 19 persen menjadi Rp 40,5 triliun, didorong oleh pertumbuhan secara tahunan dari Marketplace dan TPV specialty verticals. Sebanyak 72 persen dark TPV perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, dimana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
TPV mitra Bukalapak pada kuartal I 2023 juga naik sebesar sembilan persen secara tahunan menjadi Rp 18,7 triliun. Pada akhir Maret 2023, jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
"Pertumbuhan mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, dimana pertumbuhannya mencapai 10 persen secara tahunan untuk TPV produk-produk fisik dan tumbuh sebesar delapan persen untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial," imbuh Teddy.
Pendapatan Bukalapak pada kuartal I 2023 tumbuh sebesar 28 persen secara tahunan menjadi Rp 1 triliun. Sementara pendapatan mitra Bukalapak pada kuartal I 2023 meningkat sebesar sembilan persen (yoy) menjadi Rp 515 miliar.
"Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77 persen dibandingkan kuartal I 2022 menjadi Rp517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi," katanya.
Menurutnya, perseroan terus fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada periode kuartal I 2023, rasio beban umum dan administrasi yang tidak termasuk kompensasi berbasis saham terhadap TPV membaik menjadi -0,8 persen dibandingkan dengan -1 persen pada periode yang sama tahun lalu.