Jumat 28 Apr 2023 10:36 WIB

Rupiah Menguat Didukung Aliran Dana Investor ke SBN

Dana investor ke SBN karena optimisme akan perekonomian Indonesia.

Warga menunjukan uang tunai baru usai menukarkannya di layanan kas keliling  Bank Indonesia di kawasan Pasar Tebet Barat, Jakarta, Selasa (28/3/2023).  Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpotensi menguat didukung aliran dana investor masuk ke surat berharga negara (SBN).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunjukan uang tunai baru usai menukarkannya di layanan kas keliling Bank Indonesia di kawasan Pasar Tebet Barat, Jakarta, Selasa (28/3/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpotensi menguat didukung aliran dana investor masuk ke surat berharga negara (SBN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpotensi menguat didukung aliran dana investor masuk ke surat berharga negara (SBN).

Rupiah pada Jumat (28/4/2023) pagi naik 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp 14.694 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.707 per dolar AS. "Rupiah masih berpotensi menguat oleh sentimen positif dari aliran masuk investor ke SBN," kata analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta.

Baca Juga

Lukman mengatakan sentimen positif masuknya dana investor ke SBN karena optimisme akan perekonomian Indonesia dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang relatif masih akan kuat, imbal hasil yang relatif tinggi serta harapan pada kenaikan cadangan devisa oleh revisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 Devisa Hasil Ekspor.

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada kuartal I 2023 yang mencatat net inflows 4,7 miliar dolar AS. Aliran masuk modal asing ke investasi portofolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows 1,2 miliar dolar AS.

Selain itu, perekonomian domestik pada 2023 kemungkinan akan tumbuh ke atas pada proyeksi BI dalam rentang 4,5 persen (year on year/yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau tepatnya kemungkinan sekitar 5,1 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh konsumsi swasta yang lebih kuat, kinerja ekspor lebih kuat, dan investasi khususnya nonbangunan yang bagus.

Walau demikian, Lukman menuturkan penguatan rupiah akan terbatas oleh naiknya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) setelah data menunjukkan pertumbuhan harga di AS lebih tinggi dari perkiraan, membawa imbal hasil obligasi AS naik. Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun meningkat ke 4,074 persen dan tenor 10 tahun di 3,528 persen. Investor juga menantikan data inflasi AS terkait Indeks Harga Belanja Personal (Personal Consumption Expenditures/PCE) malam ini.

Ia memperkirakan kurs rupiah bergerak pada kisaran Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS. Pada Kamis (27/4/2023) rupiah ditutup meningkat 129 poin atau 0,87 persen ke posisi Rp 14.707 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.836 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement