Senin 24 Apr 2023 12:12 WIB

Ekonom: Inflasi Ramadan dan Lebaran 2023 Diprediksi Capai Lima Persen

Konsumsi secara musiman dipengaruhi Ramadhan dan Lebaran.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah calon penumpang bersiap menaiki kereta api ekonomi Sibinuang jurusan Pariaman di Stasiun Kereta Api Simpang Haru Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/4/2023). PT KAI Divre II Sumbar menambahkan dua kereta api ekonomi jurusan Pariaman untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama libur Lebaran yang pada hari kedua Idul Fitri ini sudah mencapai 40 persen dibandingkan hari biasa.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah calon penumpang bersiap menaiki kereta api ekonomi Sibinuang jurusan Pariaman di Stasiun Kereta Api Simpang Haru Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/4/2023). PT KAI Divre II Sumbar menambahkan dua kereta api ekonomi jurusan Pariaman untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama libur Lebaran yang pada hari kedua Idul Fitri ini sudah mencapai 40 persen dibandingkan hari biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi laju inflasi per April 2023 sebesar 5,1 persen secara tahunan dan 1,07 secara bulanan. Adapun prediksi ini lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan mengatakan komponen penyumbang terbesar inflasi antara lain bahan makanan, makanan jadi dan rokok serta transportasi.

Baca Juga

“Konsumsi secara musiman dipengaruhi Ramadhan dan Lebaran. Jadi puncak konsumsi hari keagamaan jatuh pada pertengahan April dan ini dibarengi oleh pencairan THR,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Senin (24/4/2023).

Bhima menyebut, masyarakat yang sudah lama menahan mudik Lebaran karena pandemi, mulai membelanjakan uangnya. Baik untuk membeli tiket transportasi, makanan minuman jadi, pakaian jadi dan alas kaki.

“Jadi hampir semua komponen pengeluaran mengalami inflasi,” ucapnya.

Menurut Bhima selain tingginya permintaan, ada persoalan pasokan pangan yang membuat harga terpantau masih tinggi. Bahkan, inflasi yang disebabkan oleh persoalan pasokan masih akan membayangi inflasi umum pasca lebaran selesai.

“Ini pertemuan antara inflasi sisi permintaan karena lebaran dan inflasi sisi pasokan, sehingga pemerintah harus lakukan intervensi khususnya beras, minyak goreng, daging dan cabai,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement