REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada kuartal I 2023, neraca perdagangan tercatat surplus 12,25 miliar dolar AS. Kementerian Perdagangan mencatat, surplus neraca perdagangan ini terjaga sejak Mei 2020.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan pemerintah menjaga neraca perdagangan sehingga bisa membawa perekonomian Indonesia yang lebih baik kedepan. "Neraca perdagangan Indonesia pada kuartal pertama tahun ini surplus. Tren surplus ini melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020," kata Zulhas lewat siaran persnya, Kamis (20/4/2023).
Zulhas menjelaskan Kondisi surplus ini melampaui surplus pada kuartal pertama tahun 2022 sebesar 9,33 berasal dolar AS. Kontributor surplus pada kuartal pertama ini terdiri dari neraca nonmigas sebesar 16,57 miliar dolar AS. Namun, neraca migas mengalami defisit sebesar 4,31 miliar dolar AS.
Khusus untuk Maret, neraca perdagangan tercatat surplus sebesar 2,91 miliar dolar AS dengan rincian neraca non migas sebesar 4,58 miliar dolar AS dan defisit neraca migas sebesar 1,68 miliar dolar AS. Total ekspor pada bulan Maret mencapai 23,50 miliar dolar AS. Naik 9,89 dibandingkan bulan Februari, namun turun 11,33 persen dibandingkan Maret tahun 2022.
"Salah satu faktor penyebab naiknya nilai ekspor pada Maret 2023 adalah peningkatan permintaan dari negara utama tujuan ekspor," ujar Zulhas.
Zulhas merinci, secara neraca perdagangan komoditas pertambangan tumbuh 18,43 persen. Sedangkan eksor sektor pertanian juga naik 11,72 persen. Untuk ekspor sektor industri pengolahan naik 7,22 persen. "Kinerja ekspor nonmigas Maret 2023 secara bulanan terbilang cukup baik karena mencatatkan pertumbuhan pada seluruh sektor," tambah Zulhas.
Ekspor nonmigas Indonesia ke mayoritas 30 negara utama pada Maret 2023 tercatat naik dibandingkan bulan lalu. Beberapa negara tujuan ekspor utama dengan peningkatan ekspor nonmigas tertinggi pada Maret 2023 antara lain Swiss yang melonjak 214,33 persen, Rusia (naik 70,32 persen), Italia (58,89 persen), Belgia (40,80 persen), dan Spanyol (40,06 persen).