REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pulihnya perekonomian Cina yang tercermin dari pertumbuhan sebesar 4,5 persen pada kuartal pertama tahun 2023, membuka peluang bagi pemulihan global.
"Momentum positif pemulihan perekonomian Cina berarti banyak peluang bagi dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu (19/4/2023)
Biro Statistik Nasional Cina (NBS) dalam rilis pada Selasa (18/4/2023), menyatakan perekonomian Cina selama periode Januari-Maret 2023 tumbuh 4,5 persen atau lebih tinggi 1,6 persen daripada periode Oktober-Desember 2022.
"Di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan ketidakpastian eksternal, ekonomi Cina telah mengawali tahun ini dengan baik," kata Wang dalam pengarahan pers rutin.
Menurut dia, keyakinan pasar meningkat signifikan, konsumsi dan investasi bangkit kembali, lapangan kerja dan harga tetap stabil. Pertumbuhan ekonomi Cina tersebut menjadi momentum positif bagi dunia.
Wang menyebutkan selama tiga bulan pertama itu perdagangan Cina dengan negara-negara ASEAN, Afrika, dan Amerika Latin, masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 16,1 persen, 14,1 persen, dan 11,7 persen.
Pameran yang digelar di Canton Fair di Guangzhou, Provinsi Guangdon, pada tahun ini mampu menarik minat pembeli dan peserta pameran dari 266 negara.
"Dari segi jumlah peserta pameran, tahun ini mencetak rekor," kata Wang.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya juga memperkirakan Cina bakal menyumbang sepertiga pertumbuhan perekonomian global sepanjang tahun ini.
"Cina akan terus meningkatkan pembangunan berkualitas, membuka kesempatan lebih luas kepada dunia, dan mendorong pemulihan ekonomi global," kata Wang menambahkan.