REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Honda Motor akan meluncurkan kendaraan roda dua listrik untuk konsumen di Jepang. Langkah itu merupakan salah satu upaya Honda Motor untuk mewujudkan rencananya merilis setidaknya 10 model seperti itu di seluruh dunia pada tahun 2025.
Nikkei Asia melaporkan pekan lalu, Honda Motor menggenjot produk motor elektrifikasinya dengan kecepatan tinggi. Tidak itu saja, perusahaan sepeda motor nomor 1 Jepang tersebut akan meningkatkan penjualan global kendaraan listrik roda dua menjadi 1 juta unit pada tahun 2026 dan 3,5 juta unit pada tahun 2030. Target di 2030 itu merupakan lompatan lebih dari 20 kali lipat dari penjualan di tahun 2021.
Honda memamerkan EM1 e: skuter listriknya di Jepang pekan lalu menjelang peluncurannya tahun ini. Kendaraan ini juga akan memulai debutnya pada musim panas di Eropa, dengan baterai yang jangkauannya mencapai 40 kilometer dan baterainya pun dapat ditukar. EM1 e: diharapkan Honda Motor mempunyai pamor yang tinggi dibandingkan model serupa yang ditenagai oleh mesin bensin 50 cc. Di Jepang, perusahaan seperti Japan Post telah menggunakan e-skuter Honda selama ini.
Sebagai bagian dari upaya perluasan line up, Honda akan meluncurkan lima model pada tahun 2024, termasuk moped yang dilengkapi pedal dan sepeda yang dilengkapi motor listrik, untuk pasar China, Asia Tenggara, Eropa, dan Jepang. Lima model motor listrik lainnya akan menyusul di 2024 dan 2025.
Pasar global untuk kendaraan roda dua dengan mesin pembakaran internal mencapai sekitar 48 juta unit pada tahun 2021. Honda adalah pemimpinnya, dengan catatan total penjualan sebesar 17 juta unit di 2021.
Namun pasar sepeda motor menurut Honda kini tak lagi hanya diisi oleh mesin pembakaran. Pasar model listrik, termasuk sepeda elektronik, telah mencapai sekitar 50 juta unit, menurut perkiraan Honda. Sekitar 90 persen dari produk ini adalah moped dan sepeda untuk jarak dekat, yang berkembang pesat sebagai alat mobilitas di negara-negara seperti Cina yang menjadi pasar terbesar.
“Masalah dengan segmen ini adalah bahwa mereka menjual hanya puluhan ribu yen [ratusan dolar]’, membuat masuknya Honda (ke pasar China tersebut) menjadi sulit," kata seorang pejabat di perusahaan itu. Honda hanya menjual 150 ribu atau lebih kendaraan roda dua listrik pada tahun 2021.
Banyak pabrikan yang melakukan upaya serius pada sepeda motor listrik dan kendaraan roda dua lainnya. Yamaha Motor menawarkan skuter listrik bergaya retro E-Vino untuk individu di Jepang dengan banderol harga sekitar 310.000 yen (sekitar 2.300 dolar AS).
Perusahaan berencana untuk memiliki 90 persen dari penjualan sepeda motornya berasal dari produk listrik pada tahun 2050.
Sedangkan Unit Kawasaki Heavy Industries Kawasaki Motors bertujuan agar semua sepeda motor utama untuk negara maju dialiri listrik, termasuk hibrida, pada tahun 2035.
Pembuat mobil juga ikut-ikutan di bisnis ini. Porsche menawarkan sepeda listrik dengan dukungan bantuan pedal. Di Prancis, satu unit Toyota Motor akan meluncurkan e-bike tahun ini.
Moped listrik dan e-sepeda dengan harga terjangkau belakangan ini dikuasai pabrikan Cina. Yadea mengembangkan produk serba elektrifikasi mulai dari sepeda motor listrik dan e-sepeda hingga skuter listrik, dan menggunakan motor dari pemasok seperti Nidec Jepang. Penjualan Yadea melonjak 28 persen menjadi 13,86 juta unit pada 2021. Niu Technologies mengembangkan sepeda elektronik dengan jangkauan melebihi 100 km, yang pengadaan motornya dari sumber seperti Bosch Jerman. Yadea dan Niu juga telah mulai menjual produk mereka di Jepang.
Segmen yang lebih kelas atas dengan model menengah hingga besar menghadirkan pemain dari AS, Eropa, dan tempat lain. Harley-Davidson telah memisahkan bisnis sepeda motor listriknya sebagai LiveWire Group dan menjadikannya perusahaan publik pada tahun 2022. Hero MotoCorp India meluncurkan skuter listrik Vida pada tahun itu dan telah bekerja sama dengan mitra AS Zero Motorcycles dalam pengembangan produk.
Tantangan besar untuk kendaraan roda dua listrik adalah biaya baterai, yang membuat kendaraan setidaknya 50 persen lebih mahal untuk dibuat dibandingkan dengan mesin pembakaran internal. "Pesaing telah meluncurkan rencana penjualan yang ambisius, jadi pertanyaan kunci bagi Honda adalah seberapa cepat Honda bisa mendapatkan skala ekonomi," kata Kota Yuzawa di Goldman Sachs Jepang.