Kamis 12 Jun 2025 21:17 WIB

Bukan Lagi Harga, Ini Alasan Orang Beli Mobil Listrik

Ketertarikan didorong oleh faktor teknologi, gaya hidup modern, dan pengalaman.

Pengunjung mecoba mobil listrik di salah satu stan pada ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Pameran  kendaraan listrik tersebut di ikuti lebih dari 143 peserta baik dari dalam maupun luar negeri yang membawa berbagai model dan inovasi kendaraan listrik terbaru mulai dari kendaraan roda dua, roda empat, kendaraan niaga, hingga aksesori pendukung kendaraan listrik. Pameran tersebut akan berlangsung selama enam hari hingga 4 Mei 2025 dengan target 40.000 pengunjung.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung mecoba mobil listrik di salah satu stan pada ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Pameran kendaraan listrik tersebut di ikuti lebih dari 143 peserta baik dari dalam maupun luar negeri yang membawa berbagai model dan inovasi kendaraan listrik terbaru mulai dari kendaraan roda dua, roda empat, kendaraan niaga, hingga aksesori pendukung kendaraan listrik. Pameran tersebut akan berlangsung selama enam hari hingga 4 Mei 2025 dengan target 40.000 pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perilaku konsumen mobil listrik di Indonesia saat ini menunjukkan pergeseran signifikan menuju pendekatan yang lebih rasional dan matang, mereka menjadi lebih pemilih dan tidak hanya memikirkan soal harga.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis (12/6/2024) mengungkap konsumen kini tidak hanya mempertimbangkan harga beli, tetapi juga mulai fokus pada total cost of ownership (TCO/total biaya kepemilikan), efisiensi energi, garansi baterai, kualitas komponen, serta reputasi merek dan layanan purna jual.

Baca Juga

“Saat ini terjadi pergeseran perilaku konsumen (mobil listrik) yang semakin rasional dan matang,” kata dia.

Generasi muda dari kalangan menengah ke atas, khususnya milenial dan Gen Z di wilayah urban, menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap kendaraan listrik (EV). Ketertarikan didorong oleh faktor teknologi, gaya hidup modern, dan pengalaman berkendara yang senyap.

Namun, muncul kekhawatiran terhadap kualitas dan nilai jual kembali kendaraan listrik.

“Harga BEV bekas setelah tiga tahun pakai bisa anjlok hingga setengahnya, ditambah infrastruktur pengisian daya masih tinggi,” ujar Yannes.

Yannes mengungkap konsumen kelas menengah atas cenderung menghindari risiko teknologi baru dan lebih memilih mobil baru bergaransi daripada EV bekas yang umur baterainya semakin sedikit dengan harga penggantian baterai bekas ke baru yang belum jelas harga dan ketersediaan stoknya.

Dia menyarankan bahwa strategi harga kompetitif tetap penting, namun, harus diimbangi dengan edukasi menyeluruh, jaminan kualitas, serta pembangunan ekosistem pendukung yang kuat bagi kendaraan listrik, termasuk pasar mobil bekas.

Ekosistem pendukung dinilai krusial untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap transisi menuju kendaraan listrik di Indonesia.

“Oleh karena itu, strategi harga kompetitif tetap penting, tetapi, harus dibarengi dengan edukasi, jaminan kualitas, dan penguatan ekosistem pendukung untuk kendaaan EV bekas yang menyeluruh” kata Yannes menjelaskan.

photo
Infografis Perawatan Mobil Listrik - (republika.co.id)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement