Jumat 31 Mar 2023 14:34 WIB

Sebelum Pandemi, Kontribusi Ekonomi ASEAN Terhadap PDB Global Capai Tiga Persen

Rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN di 2021 lebih rendah dari 2019 karena pandemi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membuka ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Bali, Jumat (31/3/2023).
Foto: Dok. tangkapan layar/Retno Wulan
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membuka ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Bali, Jumat (31/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kawasan ASEAN memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi global. Dalam periode 10 tahun sebelum pandemi Covid-19, kontribusi ekonomi ASEAN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia mencapai tiga persen.

"ASEAN sudah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, khususnya selama periode 2010-2019. ASEAN secara stabil bekorkontribusi sebesar tiga persen terhadap PDB dunia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membuka ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Bali, Jumat (31/3/2023).

Baca Juga

Pada 2020, Sri mengakui, PDB ASEAN sempat terkontraksi karena pandemi dan masih belum bisa pulih ke level prapandemi hingga 2021. Sebagai informasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN di 2021 tercatat sebesar 2,9 persen lebih rendah dibanding 2019 di level 4,4 persen.  

Meski demikian, menurut Sri, ekonomi ASEAN akan pulih sepenuhnya pada 2022. Bahkan, berbagai organisasi internasional memproyeksikan outlook kawasan ASEAN tetap positif pada 2023 dan pertumbuhan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.

"Kita negara-negara di ASEAN masih punya banyak waktu tahun ini untuk memastikan proyeksi ini bisa terealisasi bahkan lebih baik," kata Sri.  

Di sisi lain, Sri mengimbau semua pihak agar tetap waspada dan melakukan persiapan untuk menghadapi tantangan-tantangan eksternal yang kemungkinan bisa menciptakan turbulensi bagi ekonomi kawasan. Negara anggota ASEAN juga harus terus memperbaharui kebijakan untuk merespons situasi yang penuh dinamika.

Sri memaparkan, negara di kawasan di bawah kementerian keuangan dan bank sentral telah bekerja sama menghasilkan inisiatif-inisiatif di sektor keuangan yang terefleksi dalam beberapa area dianyaranya liberalisasi jasa keuangan, liberalisasi akun modal, pengembangan pasar modal, inklusi keuangan, kerangka kerja integrasi perbankan ASEAN, serta sistem pembayaran dan settlement.

Beberapa inisiatif tersebut sudah dilakukan sejak 1999 dan masih berjalan sampai saat ini. Sementara sejumlah inisiatif lainnya terbilang baru dimulai sejak 2015. Inisiatif-inisiatif ini berkontribusi menciptakan ekonomi ASEAN yang resilien.

"Kita harus terus berkolaborasi dan menciptakan progres sehingga insiatif ini bisa mendatangkan benefit yang optimal bagi kita semua," tutup Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement