Jumat 24 Mar 2023 09:31 WIB

Bank Sentral AS Naikkan Suku Bunga, IHSG Bertahan di Zona Hijau

IHSG kembali menembus level psikologis 6.700 atau tepatnya 6.727,59.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). IHSG kembali menembus level psikologis 6.700 atau tepatnya 6.727,59 setelah cukup lama tertahan di level 6.600-an.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). IHSG kembali menembus level psikologis 6.700 atau tepatnya 6.727,59 setelah cukup lama tertahan di level 6.600-an.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (24/3/2023). IHSG kembali menembus level psikologis 6.700 atau tepatnya 6.727,59 setelah cukup lama tertahan di level 6.600-an.

IHSG diperkirakan bergerak menguat sepanjang hari ini. "IHSG diperkirakan bullish seiring indeks saham utama di Wall Street semalam di tutup naik dan imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun stabil di 3,43 persen," kata Phillip Sekuritas Indonesia, Jumat (24/3/2023). 

Baca Juga

Menurut Phillip Sekuritas, investor menimbang peluang bahwa The Federal Reserve, akan melakukan jeda pada siklus kenaikan suku bunga. Bank sentral AS itu diyakini akan mulai bersikap netral dengan mempertahankan suku bunga acauan.

Sebelumnya, pada Rabu lalu The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan Federal Funds rate (FFR) ke kisaran target yang baru yakni 4,75 persen-5,00 persen. Level tersebut tertinggi sejak Oktober 2007.

The Federal Reserve berpendapat inflasi masih tinggi. Bank Sentral AS tetap fokus menghadapi risiko inflasi sementara masalah perbankan dapat menyebabkan kondisi kredit menjadi ketat dan menekan pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, dalam Summary of Economic Projection (SEP) terkininya Federal Reserve melihat inflasi berada di 3,6 persen akhir tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi 3,5 persen di bulan Desember. Tingkat Pengangguran diprediksi turun menjadi 4,5 persen tahun ini dari ekspektasi sebelumnya 4,6 persen di bulan Desember.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi (PDB) diramal hanya akan mencatatakn ekspansi 0,4 persen, turun dari ramalan sebelumnya 0,5 persen. Suku bunga diindikasikan akan terus merangkak naik di  2023 meskipun hanya naik tipis. Suku bunga FFR diprediksi akan mecapai puncaknya di 5,1 persen tahun ini, sejalan dengan proyeksi di bulan Desember.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement