Jumat 24 Mar 2023 09:11 WIB

IMF: Terhentinya Reformasi Tempatkan Lebanon di Situasi Bahaya

IMF mengatakan pemerintah Lebanon harus berhenti meminjam dari bank sentral.

Ernesto Ramirez Rigo, kepala misi Dana Moneter Internasional ke Lebanon mendengarkan pertanyaan saat konferensi pers di Beirut, Lebanon, Kamis, 23 Maret 2023. IMF memberikan penilaian suram tentang prospek Lebanon untuk keluar dari krisis keuangan yang semakin dalam. krisis, mengatakan bahwa tanpa reformasi, negara menuju hiperinflasi.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Ernesto Ramirez Rigo, kepala misi Dana Moneter Internasional ke Lebanon mendengarkan pertanyaan saat konferensi pers di Beirut, Lebanon, Kamis, 23 Maret 2023. IMF memberikan penilaian suram tentang prospek Lebanon untuk keluar dari krisis keuangan yang semakin dalam. krisis, mengatakan bahwa tanpa reformasi, negara menuju hiperinflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan pada hari Kamis (23/3/2023) bahwa Lebanon berada dalam situasi yang sangat berbahaya setahun setelah berkomitmen untuk melakukan reformasi. Sayangnya, reformasi ini gagal diterapkan.

IMF mengatakan pemerintah harus berhenti meminjam dari bank sentral. Kepala misi IMF Ernesto Rigo mengatakan pada konferensi pers di Beirut bahwa pihak berwenang harus mempercepat implementasi persyaratan yang ditetapkan untuk bailout 3 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Orang akan mengharapkan lebih banyak dalam hal implementasi dan persetujuan undang-undang" terkait dengan reformasi, katanya, mencatat kemajuan yang sangat lambat. Lebanon berada dalam situasi yang sangat berbahaya," katanya, dalam sambutan yang sangat jujur.

Lebanon menandatangani perjanjian tingkat staf dengan IMF hampir satu tahun yang lalu. Akan tetapi, negara itu belum memenuhi syarat untuk mengamankan program penuh yang dipandang penting untuk pemulihannya dari salah satu krisis keuangan terburuk di dunia.

Tanpa menerapkan reformasi cepat, Lebanon akan terperosok dalam krisis tanpa akhir, IMF memperingatkan dalam pernyataan tertulis setelah pernyataan Rigo.

Perekonomian telah dilumpuhkan oleh jatuhnya mata uang Lebanon, Nilainya telah hilang sekitar 98 persen terhadap dolar AS sejak 2019. Hal tersebut memicu inflasi tiga digit, menyebarkan kemiskinan dan gelombang emigrasi.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement