Kamis 23 Mar 2023 17:04 WIB

Fed Naikkan Suku Bunga, Celios: Waspadai Likuiditas Perbankan

Hal ini turut berpengaruh terhadap penyaluran kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Bank Sentral AS atau Federal Reserve. enter of Economic and Law Studies (Celios) menilai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) sebesar 0,25 persen dapat menekan likuiditas perbankan di Indonesia.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Bank Sentral AS atau Federal Reserve. enter of Economic and Law Studies (Celios) menilai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) sebesar 0,25 persen dapat menekan likuiditas perbankan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) sebesar 0,25 persen dapat menekan likuiditas perbankan di Indonesia. Hal ini turut berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena dana murah internasional mulai berkurang.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan, cost of fund perbankan domestik bisa meningkat lebih cepat sesuai ekspektasi kenaikan suku bunga acuan.

Baca Juga

"Dampak ke likuiditas perbankan juga bisa mempengaruhi penyaluran kredit karena dana murah internasional mulai berkurang," ujarnya ketika dihubungi Republika, Kamis (23/3/2023).

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan cukup mengejutkan di tengah risiko krisis perbankan di Amerika Serikat. Hal ini berarti Fed masih akan melakukan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi. 

“Bagi sektor keuangan terutama pasar modal perlu diwaspadai adanya dana asing yang keluar mencari aset dengan risiko rendah seperti surat utang pemerintah AS,” ucapnya.

Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen sampai lima persen. Kenaikan suku bunga dilakukan di tengah krisis perbankan yang menimpa sejumlah bank AS. Dengan kenaikan ini, tingkat suku bunga AS mencapai yang tertinggi sejak Oktober 2007.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement