Rabu 15 Mar 2023 19:20 WIB

ID Food Jadi Penyalur Bantuan Pangan Ayam dan Telur

Bantuan pangan tersebut diutamakan untuk penanganan stunting.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pedagang telur memeriksa kualitas telur di Pasar Baru, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/3/2023). Holding BUMN Pangan, ID Food mendapatkan tugas dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan ayam dan telur untuk 2,1 juta keluarga penerima manfaat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pedagang telur memeriksa kualitas telur di Pasar Baru, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/3/2023). Holding BUMN Pangan, ID Food mendapatkan tugas dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan ayam dan telur untuk 2,1 juta keluarga penerima manfaat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Pangan, ID Food mendapatkan tugas dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan ayam dan telur untuk 2,1 juta keluarga penerima manfaat. Bantuan pangan tersebut diutamakan untuk penanganan stunting sekaligus mengangkat harga ayam dan telur yang tengah anjlok di peternak.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, penyaluran bantuan akan diberikan selama tiga bulan mulai bulan Maret hingga Mei 2023. Namun, sebelum penyaluran, pemerintah akan melakukan pemetaan wilayah penyaluran yang memiliki angka potensi stunting tinggi.

Baca Juga

"Penyalurnya ID Food, (volume) akan dihitung jumlahnya, penerimanya menggunakan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)," kata Ketut saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, perkiraan sementara kebutuhan anggaran untuk bantuan ayam dan telur mencapai Rp 460 miliar untuk tiga bulan. Anggaran bantuan akan dialokasikan langsung dari APBN.

"Jadi nanti akan ditagihkan kepada APBN untuk ayam dan telur, termasuk distribusinya sekitar Rp 460 miliar untuk tiga bulan," kata Isa.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, laju inflasi harga pangan bergejolak menjadi perhatian utama pemerintah. Pasalnya, hingga Februari 2023 laju inflasi pangan bergejolak tembus 7,62 persen.

Adapun untuk inflasi harga yang diatur pemerintah juga cukup tinggi mencapai 12,2 persen. Namun, Sri menilai tingginya inflasi tersebut lantaran kebijakan kenaikan harga BBM sejak September 2021. Sementara laju inflasi inti sebesar 3,1 persen.

"Jadi sumber inflasi volatile foods yang harus diwaspadai, dalam hal ini (harga) beras dan kebutuhan-kebutuhan jelang lebaran yang menunjukkan ada kenaikan,\" kata dia.

Sementara untuk harga ayam dan telur justru cenderung mengalami penurunan di level peternak. Sri mengatakan, pemerintah akan membantu stabilisasi harga dua komoditas itu di tingkat peternak demi mencegah kerugian para peternak.

Seperti diketahui, upaya untuk menaikkan harga tersebut biasa ditempuh dengan penyerapan produksi dari peternak melalui BUMN Pangan dan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu.

"Ini yang akan kita lakukan stabilisasi harga sehingga petani dan peternak kesejahteraannya terjaga, namun konsumen tidak mengalami inflasi tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement