Selasa 30 Sep 2025 13:01 WIB

Tambahan Minyakita Lengkapi Bantuan Pangan hingga Akhir Tahun

Keluarga penerima manfaat akan dapat beras dan minyak goreng kemasan Minyakita.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
NFA memastikan penyaluran bantuan pangan pada periode Oktober–November akan dilengkapi dengan tambahan minyak goreng kemasan Minyakita. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
NFA memastikan penyaluran bantuan pangan pada periode Oktober–November akan dilengkapi dengan tambahan minyak goreng kemasan Minyakita. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) memastikan penyaluran bantuan pangan pada periode Oktober–November akan dilengkapi dengan tambahan minyak goreng kemasan Minyakita. Setiap keluarga penerima manfaat akan memperoleh empat liter minyak untuk dua bulan, selain beras yang sudah menjadi bagian dari paket bantuan.

Kepala NFA, Arief Prasetio Adi, menyebut tambahan tersebut merupakan usulan DPR yang disetujui pemerintah. Persiapan telah dilakukan bersama Kementerian Perdagangan dan para pengusaha minyak goreng agar program dapat berjalan tepat waktu.

Baca Juga

“Bantuan pangan nanti akan dikombinasikan dengan dua liter minyak goreng per bulan. Jadi total empat liter Minyakita untuk periode Oktober–November. Kualitas yang sampai ke masyarakat harus bagus,” ujar Arief di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

NFA menegaskan kualitas beras yang disalurkan tetap menjadi prioritas. Stok beras di gudang Bulog, meski sebagian ada yang perlu reprocessing atau quality control, wajib dipastikan layak konsumsi sebelum diterima masyarakat. Arief menambahkan, prinsip dasar bantuan pangan adalah tidak boleh ada beras rusak yang disalurkan.

Ia menekankan pentingnya percepatan pengeluaran stok. Dari total target 1,5 juta ton beras sepanjang 2025, masih ada sekitar satu juta ton yang harus disalurkan hingga akhir tahun. Pola penyaluran mengikuti siklus tahunan, di mana stok Bulog banyak dikeluarkan pada Oktober hingga Februari, sebelum masuk kembali masa penyerapan pada Maret–April.

“Badan Pangan Nasional selalu mengingatkan Direktur Utama Bulog dan jajarannya agar mempercepat penyaluran. Ini untuk menjaga stok tetap segar sekaligus menghindari penurunan mutu,” kata Arief.

Terkait temuan beras bermasalah di sejumlah daerah, NFA memastikan langkah penanganan sudah disiapkan. Proses perawatan dilakukan dengan metode fumigasi, blower, maupun reprocessing lain agar beras tetap food grade. Menurutnya, tanggung jawab pengawasan melekat pada pimpinan wilayah, cabang, hingga kepala gudang Perum Bulog.

Arief menambahkan, dukungan terhadap Bulog tetap diperlukan. Mengelola 3,5 hingga empat juta ton beras di 1.600 gudang yang tersebar hingga pelosok tidaklah mudah. Karena itu, ia meminta pengawasan dilakukan bersama-sama agar tidak ada beras tidak layak konsumsi yang beredar.

Selain pengelolaan stok, NFA menekankan perlunya perbaikan tata kelola panen dalam negeri. Standar kadar air maksimal 14 persen pada saat panen hingga penyimpanan harus diterapkan secara konsisten agar kualitas beras nasional meningkat.

Langkah ini, menurut Arief, bagian dari strategi menjaga ketahanan pangan. Pada saat yang sama dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program bantuan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement