REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan sesi pertama hari ini. Dibuka di zona merah, IHSG terus bergerak turun hingga terpangkas 1,54 persen ke level 6.682,18 saat daybreak.
IHSG dan Bursa regional Asia mengalami aksi tekanan jual. Pilarmas Investindo Sekuritas melihat investor menghindari masuk pada pasar aset berisiko lantaran adanya sentimen dari krisis perbankan AS.
"Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) masih menjadi perhatian pasar sehingga mendorong pelaku pasar berhati-hati di tengah kekhawatiran akan berdampak risiko sistemik keuangan," menurut Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Selasa (14/3/2023).
Sebelumya Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintah akan bertindak cepat untuk memastikan deposan dapat mengakses dana mereka. Pasar juga menanti rilis data inflasi AS yang akan menjadi pertimbangan The Fed sehubungan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, pasar tampaknya juga berspekulasi atas runtuhnya SVB Bank. Pasar bersekspektasi The Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga agar mengurangi potensi terjadinya krisis keuangan dan ekonomi yang lebih luas.
Sepanjang sesi pertama, seluruh sektor tertekan dengan mayoritas anjlok di atas satu persen. Sektor teknologi dan transportasi jatuh lebih dari dua persen. Selanjutnya disusul sektor konsumer nonprimer yang amblas 1,94 persen dan sektor keuangan rontok 1,84 persen.
Saham-saham blue chip berjatuhan tercermin dari indeks LQ45 yang terdiskon sebesar 1,61 persen. Saham empat bank jumbo mengalami penurunan tajam lebih dari satu persen. Sementara saham GOTO terpangkas 3,17 persen.
BBCA anjlok 1,46 persen ke level 8.425, sementara BMRI turun 2,9 persen ke level 10.050. Saham BRI turun 4.720 dan Bank Syariah Mandiri (BRIS) melemah 5,38 persen ke level 1.495
Di sisi lain, beberapa saham konsumer justru mencatatkan pergerakan yang positif. Di saat saham konsumer lainnya berjatuhan, UNVR malah mengalami penguatan signifikan sebesar 1,68 persen, diikuti saham INDF yang naik 1,22 persen