Jumat 10 Mar 2023 18:11 WIB

Gelar Market Outlook, Ini Panduan BNI Bagi Investor

BNI pun berkomitmen untuk memberikan pendampingan tepat bagi investasi nasabah

Bank BNI menggelar BNI Emerald Market Outlook dengan tema Optimizing Financial Opportunities as Epicentrum of Growth. perseroan melalui BNI Emerald mengundang prominent speakers yang dapat memberikan insight investasi terbaik bagi para Nasabahnya.
Foto: dok Bank BNI
Bank BNI menggelar BNI Emerald Market Outlook dengan tema Optimizing Financial Opportunities as Epicentrum of Growth. perseroan melalui BNI Emerald mengundang prominent speakers yang dapat memberikan insight investasi terbaik bagi para Nasabahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI berkomitmen untuk terus memberikan panduan, update dan insight bagi para investor untuk dapat mengoptimalkan peluang di periode pemulihan ekonomi nasional.

Bekerjasama dengan CNBC Indonesia, Bank BNI menggelar BNI Emerald Market Outlook dengan tema Optimizing Financial Opportunities as Epicentrum of Growth.

Sebagai bentuk dedikasi dalam mengawal portfolio keuangan para investor, perseroan melalui BNI Emerald mengundang prominent speakers yang dapat memberikan insight investasi terbaik bagi para Nasabahnya.

Para pembicara tersebut antara lain Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI Febrio Nathan Kacaribu, Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha, Eko Priyono Pratomo (Komisaris Utama BNI Asset Management), dan Ekonom Senior INDEF Aviliani.

"Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen kami kepada Nasabah BNI Emerald untuk memberikan update dan insight mengenai kondisi pasar keuangan dan investasi, baik secara global maupun domestik," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat membuka BNI Emerald Market Outlook.

Dia mengatakan, tahun 2022 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar keuangan dan investasi global maupun domestik. Kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakpastian di pasar saham, kenaikan yield obligasi, serta melemahnya berbagai nilai tukar terhadap dolar AS. 

Ditambah lagi dengan kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan ke berbagai negara. 

"Kondisi ketidakpastian ini masih mungkin akan terjadi di tahun 2023 dan dapat berdampak pada Indonesia, meskipun arah kondisinya sudah lebih dapat diprediksi," katanya.

Royke melanjutkan Indonesia sendiri memang mencatatkan Parameter Ekonomi yang baik di Tahun 2022. Tercatat pertumbuhan ekonomi dalam PDB tumbuh 5,31 persen secara YoY, neraca perdagangan konsisten surplus dalam 33 bulan dengan nilai sebesar 3,8 miliar dolar AS pada Januari 2023, dan cadangan devisa sebesar 139,4 miliar dolar AS yang terbilang cukup tinggi.

"Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia terus berkembang meskipun dihadapkan dengan kondisi global yang tidak menentu," pungkasnya.

Terkait hal tersebut, BNI pun berkomitmen untuk memberikan pendampingan yang tepat bagi para nasabah dalam berinvestasi. "Melalui BNI Emerald Market Outlook, kami ingin membagikan informasi yang berguna bagi investor agar mereka dapat mengoptimalkan peluang keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata Royke.

Diharapkan acara ini dapat memberikan manfaat bagi para Nasabah BNI Emerald dalam mengoptimalkan peluang finansial untuk mengelola dan mengembangkan aset dan kekayaannya secara optimal, dan senantiasa memilih BNI sebagai partner aktivitas perbankan dan investasi nasabah.

Dia berharap, BNI Emerald Market Outlook juga dapat memberikan informasi yang berguna bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement