Senin 06 Mar 2023 20:54 WIB

BI Proyeksikan Pertumbuhan ASEAN-5 pada 2024 Melesat

Tahun ini, ASEAN-5 diprediksi tumbuh 4,6 persen dan 5,6 persen pada 2024.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah karyawan perkantoran menyeberangi pelican crossing saat jam masuk kerja di Jakarta, Rabu (13/7/2022). Tahun ini, ASEAN-5 diprediksi tumbuh 4,6 persen dan 5,6 persen pada 2024.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Sejumlah karyawan perkantoran menyeberangi pelican crossing saat jam masuk kerja di Jakarta, Rabu (13/7/2022). Tahun ini, ASEAN-5 diprediksi tumbuh 4,6 persen dan 5,6 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN atau ASEAN-5 tahun ini masih akan melambat. Meskipun begitu, Perry yakin pada 2024, pertumbuhan ekonomi akan melesat di lima negara tersebut yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

"Pertumbuhan yang kuat ini akan didukung dengan indikator ekonomi makro yang stabil," kata Perry dalam High Level Seminar ASEAN Matters Epicentrum of Growth yang disiarkan secara daring, Senin (6/3/2023).

Baca Juga

Perry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi lima negara tersebut pada tahun ini akan mencapai 4,6 persen. Sementara pada 2024, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 bisa mencapai 5,6 persen.

Salah satu indikator yang mendukung proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut yakni level inflasi. Perry menyebut inflasi di ASEAN-5 pada tahun ini diprediksi mencapi 3,3 persen namun pada 2024 bisa turun menjadi 3,2 persen.

"Ekonomi ASEAN-5 ini bisa mencapai stabilitas ekonomi makro maupun stabilitas keuangan," ucap Perry.

Perry menilai pertumbuhan ekonomi di ASEAN-5 akan pesat karena stabilitas ekonomi makro dan keuangan yang tetap terjaga. Selain itu juga didukung kebijakan moneter yang diambil setiap negara berkaitan dengan suku bunga, stabilisasi nilai tukar, dan digitalisasi pembayaran.

Dia memastikan kebijakan bank sentral dan fiskal di seluruh kawasan ASEAN-5 saping berkoordinasi. “Ini untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan menjaga stabilitas,” ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement