REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup melemah, di tengah optimisme adanya sikap dovish dari The Federal Reserve (The Fed). IHSG ditutup melemah 43,78 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.813,6. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,18 poin atau 0,86 persen ke posisi 938,9.
"IHSG hari ini ditutup melemah meskipun bursa global bergerak positif seiring dengan nada dovish dari The Fed Atalanta. Dari sisi teknikal, pergerakan IHSG masih sesuai dengan yang kami perkirakan, dimana penguatan IHSG relatif terbatas dan rawan terkoreksi," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi di Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Dari sisi sentimen, kata Herditya, dikabarkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan relaksasi pasar modal yang berakhir pada 31 Maret 2023 dan akan kembali normal pada 1 April 2023. Selain itu, pelaku pasar masih menanti beberapa rilis earnings yang dikeluarkan oleh berbagai perusahaan.
Dari eksternal, pasar bersiap menanti pemimpin Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan menyampaikan testimoni pada pekan depan. Selain itu, pasar bersiap menantikan dividen setelah beberapa perusahaan merilis kinerja sepanjang tahun 2022.
Dibuka menguat, IHSG cenderung bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.