Selasa 28 Feb 2023 13:32 WIB

Pertama, China Bakal Gelar Pameran Produk Industri di Indonesia

RCEP membuat tarif bea masuk produk-produk China menjadi nol.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja menyelesaikan pembuatan misua atau mie tradisional China di salah satu industri rumahan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/1/2022). Pabrik misua yang berdiri sejak 1948 tersebut mampu memproduksi sekitar lima kwintal hingga satu ton misua dan dikirim ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Pekerja menyelesaikan pembuatan misua atau mie tradisional China di salah satu industri rumahan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/1/2022). Pabrik misua yang berdiri sejak 1948 tersebut mampu memproduksi sekitar lima kwintal hingga satu ton misua dan dikirim ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku industri China bakal mengelar expo produk-produk Industri di Jakarta pada September mendatang. Adapun Indonesia dipilih pada tahun ini karena dinilai menjadi pasar konsumen yang besar bagi China dengan populasi hingga 279 juta jiwa.

Direktur China Council for The Promotion of International Trade Commercial Sub-Holding (CCPITCSC), Jason Xiong, mengatakan, melalui China International E-Commerce Industry Expo (CIEIE), industri China bakal memasok produk-produk yang selama ini tidak terdapat di Indonesia.

Baca Juga

Adapun, produk utama yang dipamerkan meliputi produk teknologi pintar, otomotif, makanan dan minuman, garmen, peralatan rumah, serta produk mekanik dan elektrik.

"Pameran ini akan diikuti oleh 350 peserta. Kami akan membawa produk-produk ke Indonesia dan menjual sesuai kebutuhan pasar Indonesia," kata Jason dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Soal target transaksi penjualan, pihaknya belum dapat menjelaskan lebih detail. Namun, pengusaha China meyakini Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial. Dalam sembilan tahun terakhir, Indonesia juga telah menjadi negara mitra perdagangan yang strategis.

Di satu sisi, pangsa pasar Indonesia cukup besar. Dari total 279 juta populasi, sekitar 187 juta populasi masih berusia 15 tahun hingga 64 tahun yang menjadi segmen konsumen utama untuk produk-produk China.

Jason menyebut, Kemitraan Ekonomi Komprehesif Regional (RCEP) yang baru disepakati turut mempermudah perdagangan barang antar Indonesia dan China. "Melalui RCEP tarif bea masuk produk-produk (China) menjadi nol dan itu hampir 90 persen produk (yang diperdagangkan). Oleh karena itu ini menjadi suatu pemeran penting lintas negara," katanya.

Perwakilan Pengusaha Peserta CIEIE, Siswadi, menambahkan, expo tersebut akan membawa kerja sama positif antar pengusaha dari kedua negara. Sebab, tak hanya pengusaha China yang membawa produknya ke Indonesia, namun Indonesia bisa mendapatkan peluang investasi dari pengusaha China.

"Kami selalu tekankan pameran ini bisa membawa investasi ke Indonesia, karena kalau (penjualan) produk bisa bagus, dia akan investasi dan itu menguntungkan pihak kita (Indonesia)," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai China memilih Indonesia juga karena situasi perekonomian yang cenderung stabil meski diterpa pandemi Covid-19. Keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi membawa sinyal positif terhadap prospek ekonomi Indonesia di mata China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement