REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menyepakati lima langkah strategis untuk konsisten menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam kisaran sasaran di bawah empat persen pada 2023. Kesepakatan ini disampaikan dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) yang dilaksanakan pada 20 Februari 2023.
"Kelima langkah strategis ditempuh melalui penguatan koordinasi di tingkat pusat dan daerah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (20/2/2023).
Langkah pertama yaitu memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah kedua yaitu menjaga inflasi komponen volatile food (VF), utamanya pada masa hari besar keagamaan nasional (HBKN) sehingga berada dalam kisaran 3-5 persen.
Lalu langkah ketiga, memperkuat ketahanan pangan domestik melalui akselerasi implementasi program lumbung pangan dan perluasan kerja sama antardaerah. Untuk langkah keempat, memperkuat ketersediaan data pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi. Selanjutnya kelima, memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat.
"TPIP akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk melanjutkan implementasi kebijakan dan program kerja pada peta jalan pengendalian inflasi 2022–2024," ujar Erwin.
Dia memastikan, sinergi kebijakan yang ditempuh pemerintah dan Bank Indonesia tersebut termasuk melalui implementasi berbagai inovasi program. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi.
Inflasi IHK pada 2022 jauh lebih rendah dari perkiraan. Inflasi IHK pada Desember 2022 tercatat 5,51 persen dibandingkan 2021 yang berarti di bawah perkiraan consensus forecast 6,5 persen setelah penyesuaian harga BBM pada September 2022.