Senin 20 Feb 2023 14:50 WIB

Prospek Investasi Saham di Asia Pasifik Masih Cerah

Kontribusi Asia Pasifik terhadap perekonomian global terus meningkat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Manulife (ilustrasi). Peluang investasi pada pasar saham di kawasan Asia Pasifik dinilai masih cukup cerah.
Foto: *
Manulife (ilustrasi). Peluang investasi pada pasar saham di kawasan Asia Pasifik dinilai masih cukup cerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, kawasan Asia Pasifik dipandang lebih baik dibandingkan kawasan negara maju. Peluang investasi pada pasar saham di kawasan Asia Pasifik pun dinilai masih cukup cerah.

"Pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik diperkirakan lebih terjaga, sementara kawasan negara maju mengalami perlambatan lebih dalam," kata Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, dikutip Senin (20/2/2023).

Baca Juga

Seiring dengan melambatnya pertumbuhan global, Dimas menjelaskan, kawasan Asia Pasifik diperkirakan juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2023. Namun, tingkat penurunannya diperkirakan lebih kecil dibandingkan kawasan negara maju. 

Beberapa faktor yang menjadi pendorong bagi kawasan Asia Pasifik antara lain tingkat inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang relatif lebih kecil, dan normalisasi aktivitas ekonomi pasca membaiknya pandemi. Secara historis, ekonomi Asia diuntungkan oleh kebijakan moneter akomodatif Amerika Serikat dan perekonomian China yang kuat.

Kondisi tersebut diperkirakan dapat terjadi di 2023 dan berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar Asia. Sebagai kawasan dengan jumlah populasi terbesar di dunia, kontribusi Asia Pasifik terhadap perekonomian global terus meningkat, dari 27 persen pada 2000 menjadi 37 persen pada 2021. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat ke depannya. 

Bahkan India, China, dan negara-negara ASEAN memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada 2023, masing-masing sebesar 6,1 persen; 5,2 persen; dan 4,5 persen, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang sebesar 3,1 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement