Sabtu 18 Feb 2023 13:35 WIB

Dorong Penurunan Emisi di Sektor Energi, Stafsus Presiden Temui Perwakilan DEN

Stafsus Presiden ingatkan DEN dukung target Presiden kurangi emisi GRK di 2030

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, menemui sejumlah unsur pemangku kepentingan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) untuk membahas proyeksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor energi melalui transisi energi. Di mana, hal itu berguna mendukung target presiden mengurangi emisi GRK sebesar 31,89 persen tanpa bantuan internasional dan 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030 dapat tercapai.
Foto: dok istimewa
Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, menemui sejumlah unsur pemangku kepentingan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) untuk membahas proyeksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor energi melalui transisi energi. Di mana, hal itu berguna mendukung target presiden mengurangi emisi GRK sebesar 31,89 persen tanpa bantuan internasional dan 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030 dapat tercapai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, menemui sejumlah unsur pemangku kepentingan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) untuk membahas proyeksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor energi melalui transisi energi. Di mana, hal itu berguna mendukung target presiden mengurangi emisi GRK sebesar 31,89 persen tanpa bantuan internasional dan 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030 dapat tercapai.

“Presiden sudah menekankan terkait komitmen untuk menurunkan greenhouse gases dan jumlahnya sudah diperbarui dan dinaikkan dari 29 persen menjadi 31,89 persen unconditional dan 43,2 persen conditional, lalu ada target Net Zero Emission tahun 2060. Kita ingin memastikan sektor energi menyanggupi untuk berkontribusi dalam target presiden ini," jelas Diaz dalam keterangannya, Sabtu (18/2/2023).

Diaz menyebutkan, sektor energi memiliki dampak signifikan pada emisi GRK nasional dengan kontribusi mencapai 55 persen. Di sisi lain, pemerintah juga tengah berupaya untuk memulihkan perekonomian setelah terkontraksi akibat dampak pandemi Covid-19. Sehingga transisi energi diharapkan dapat berkontribusi membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi emisi GRK.

Selain berupaya mencapai target penurunan emisi, Diaz berharap transisi energi yang dilakukan pun justru semakin mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah di Indonesia. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tak dapat tumbuh tanpa adanya peran energi.

"Selain itu kita juga concern dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang dalam tahap recovery setelah pandemi Covid-19 agar terus naik. Sudah tentu pertumbuhan ekonomi tidak bisa tumbuh tanpa adanya peran energi," jelas Diaz.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Anggota DEN, Satya Widya Yudha, menjelaskan, transisi energi tidak dapat serta merta dilakukan dengan menghilangkan kontribusi energi fosil. Menurut dia, transisi energi perlu terus didorong dengan mempertimbangkan keamanan energi agar tidak terjadi krisis energi.

Sehingga langkah yang akan diambil pemerintah adalah membangun infrastruktur pembangkit listrik energi terbarukan serta melakukan dekarbonisasi di sektor energi, seperti kontribusi gas alam, memanfaatkan biofuel, hingga mengembangkan penggunaan teknologi CCUS.

Dalam pertemuan tersebut, turut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim dan Musri. Hadir pula akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Retno Gumilang Dewi dan IUtjok WR Siagian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement