Jumat 17 Feb 2023 22:24 WIB

Luhut Yakin Indonesia Bisa Percepat Transisi Energi Lewat JETP

Menko Marves bisa mempercepat upaya transisi energi lewat skema kerja sama JETP.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut Binsar Pandjaitan meyakini Indonesia akan bisa mempercepat upaya transisi energi ke energi baru terbarukan melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 pada 2022.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut Binsar Pandjaitan meyakini Indonesia akan bisa mempercepat upaya transisi energi ke energi baru terbarukan melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meyakini Indonesia akan bisa mempercepat upaya transisi energi ke energi baru terbarukan melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 pada 2022. Luhut pun menyambut baik didirikannya Sekretariat JETP di Indonesia guna mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan pembiayaan oleh mitra internasional terkait. JETP telah menyatakan komitmen untuk memobilisasi pembiayaan awal publik dan swasta sebesar 20 miliar dolar AS dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

"Dengan niat baik itu, tepat pada Rabu (15/2/2023) lalu, sekretariat JETP didirikan sebagai tanda dimulainya milestone penting investasi iklim terbesar sepanjang sejarah untuk satu negara. Sekretariat ini nantinya akan mengelola pelaksanaan harian transisi energi di Indonesia yang rendah karbon, berkelanjutan, dan yang pasti berkeadilan serta bermanfaat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menciptakan banyak lapangan kerja," katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga

 

JETP atau lebih dikenal sebagai Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan adalah upaya bersama-sama lintas negara, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjalankan transisi ke sistem energi yang berkelanjutan. Kemitraan tersebut sejalan dengan tujuan dari Paris Agreement untuk mendorong penggunaan EBT dan melepaskan diri dari ketergantungan energi fosil.

"Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber energi baru dan terbarukan, Indonesia sudah pasti membutuhkan dukungan dalam melakukan perubahan sistem energi yang berkelanjutan," katanya.

Luhut mengatakan, kemitraan itu nantinya bertujuan untuk mempercepat transisi menuju sistem energi yang rendah karbon di Indonesia, sembari mendorong perkembangan ekonomi dan inklusi sosial. JETP menjadi skema pembiayaan transisi energi yang berkeadilan kepada masyarakat dan kelompok rentan yang terdampak langsung oleh proses transisi energi di sebuah negara.

"Dukungan teknis, keuangan, dan kapasitas untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi membuat JETP menjadi satu-satunya kemitraan pendanaan iklim multilateral terbesar," kata Luhut.

Sekretariat JETP akan beroperasi mulai Jumat (17/2/2023) dan akan mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Beberapa kegiatan yang nanti akan menjadi kegiatan utama JETP, yakni yang pertama tentunya pengembangan energi bersih, secara khusus untuk energi terbarukan. Kedua adalah percepatan pensiun PLTU batubara dan yang ketiga adalah program-program untuk membantu peningkatan efisiensi energi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement