Jumat 17 Feb 2023 21:33 WIB

Bisnis Sawit Diproyeksi Cerah, Emiten Ini Bersiap IPO Rp 677 Miliar

NSS berencana IPO dengan target dana Rp 435,32 miliar sampai Rp 677,96 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Melalui aksi korporasi ini, NSS akan menawarkan 3,57 miliar saham baru pada 2-8 Maret 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur NSS Teguh Patriawan menyampaikan, jumlah saham NSS yang ditawarkan itu mewakili 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham. “Harga saham NSS yang ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp 122-Rp 190 per saham,” katanya dalam siaran pers, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga

IPO ini akan didahului dengan penawaran awal atau book building pada 17-22 Februari 2023. NSS pun berpotensi meraup dana segar antara Rp 435,32 miliar sampai Rp 677,96 miliar.

Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas anak sesuai dengan kebutuhan. 

 

PT Borneo Sawit Perdana (BSP) 42,40 persen dan PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) mendapatkan 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal guna melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit. Sedangkan sisa dana IPO 10,6 persen akan digunakan oleh PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian. 

Bersamaan dengan IPO saham, NSS juga menerbitkan sebanyak 1,78 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO disampaikan. Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I. Setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 182-Rp 285 per saham. 

"Jika seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh NSS sebesar Rp 324,709 miliar sampai dengan Rp 508,473 miliar," jelas Teguh.

Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas anak dengan mekanisme penyertaan modal. Saham dan waran NSS bernominal Rp 50 per saham itu akan dicatatkan di BEI pada 10 Maret 2023.

Teguh berharap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menerbitkan pernyataan efektif untuk IPO pada 28 Februari 2023. Untuk keperluan IPO ini, NSS menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Ke depan, Teguh meyakini, bisnis CPO masih memiliki potensi besar di Indonesia. Per September 2022, penjualan NSS mencapai Rp 864,31 miliar. Pencapaian ini naik 13,2 persen dibandingkan penjualan NSS sebesar Rp 763,38 miliar per September 2021.

Kenaikan penjualan tersebut didorong oleh peningkatan penjualan CPO sebesar 9,5 persen dan peningkatan penjualan PK sebesar 17,3 persen. Ini dipicu oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 17,8 persen dan kenaikan harga jual rata-rara PK sebesar 26,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement