Rabu 15 Feb 2023 09:32 WIB

Perluas Jaringan Bisnis Global, PTPN III Gandeng Mitra Strategis dari Korsel

PTPN perlu bekerja sama dengan mitra yang memiliki jaringan bisnis skala global

Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama dengan mitra dari Korea Selatan (Korsel), yaitu Korea Management Association Consultants, Inc. (KMAC) dan POSCO International Corporation (POSCO).
Foto: PTPN III
Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama dengan mitra dari Korea Selatan (Korsel), yaitu Korea Management Association Consultants, Inc. (KMAC) dan POSCO International Corporation (POSCO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama dengan mitra dari Korea Selatan (Korsel), yaitu Korea Management Association Consultants, Inc. (KMAC) dan POSCO International Corporation (POSCO).

Penandatanganan MoU yang pertama dilakukan oleh Wakil Direktur Utama PTPN III, Denaldy Mulino Mauna dengan CEO KMAC, Su-Hee Han pada Kamis (9/2/2023) bertempat di Seoul. Sedangkan penandatanganan MoU yang kedua dilakukan pada hari Jumat (10/2/2023) di Incheon dengan SVP POSCO, Seung Pyo Hong.

Baca Juga

MoU dengan KMAC yang merupakan asosiasi konsultan bisnis dalam pengembangan dan inovasi manajemen, bertujuan untuk pengembangan usaha di bidang Bisnis Perkebunan, Energi Baru Terbarukan, dan Pengembangan Green Industrial Cluster. Sebelumnya, KMAC bersama BAPPENAS dan PTPN III telah menyusun kajian EcoIndustrial Development for GHGs Reduction in Indonesia (pre-FS for Waste to Bioenergy using Palm Oil Waste in North Sumatra).

MoU dengan POSCO yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, nikel, baja, infrastuktur, hidrogen dan agrobisnis, bertujuan untuk melakukan ekspansi bisnis perkebunan kelapa sawit, pembangunan pabrik minyak goreng dan pabrik pupuk NPK serta perdagangan produk hilir kelapa sawit, khususnya minyak goreng dan biodiesel.

Dalam sambutannya, Wakil Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna, mengatakan dalam rangka pengembangan bisnis PTPN Group yang berkelanjutan, PTPN perlu bekerja sama dengan mitra yang berpengalaman dan memiliki jaringan bisnis berskala global. Sebagai tindak lanjut MoU dan Pra Kajian yang telah dilakukan, KMAC diharapkan dapat menyusun studi kelayakan (FS) pengembangan biopelet tandan kosong sawit di KEK Sei Mangkei dengan investor dari Korea Selatan. KMAC juga diharapkan dapat membantu PTPN dalam menciptakan Green Industrial Cluster Sei Mangkei layaknya Eco Industrial Park (EIP) yang telah banyak dikembangkan pada kawasan-kawasan industri di Korea Selatan.

“Tahap selanjutnya, setelah dilakukan MoU dengan POSCO, dapat ditindaklanjuti dengan studi bersama pengembangan pabrik pupuk NPK, pengembangan bisnis minyak goreng dan biodiesel serta perdagangan produk hilir kelapa sawit,” ujar Denaldy, dalam siaran persnya.

Dalam lawatannya di Korea Selatan, Denaldy juga berkunjung ke GS Caltex dan Hyundai Oilbank dalam rencana pengembangan Energi Baru Terbarukan termasuk Biodiesel and HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) / SAF (Sustainable Aviation Fuel). Saat ini PTPN III sedang melaksanakan transformasi bisnis grup usaha menjadi tiga Subholding, yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo sebagai bentuk implementasi Program Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Transformasi ini bertujuan agar PTPN Group dapat menjadi perusahan kelas dunia yang mempunyai nilai jual dan daya saing di kancah dunia internasional.

Dalam pencapaian menjadi perusahaan perkebunan berkelas dunia dan dikenal masyarakat luas, PTPN melalui Subholding PalmCo sedang berproses melakukan Initial Public Offering (IPO) dan ditargetkan dapat melantai di bursa efek Indonesia pada tahun 2023 ini. Dengan terdaftarnya PalmCo di bursa efek Indonesia, diharapkan semakin banyak investor dan publik yang memahami dan mengenal PTPN Group lebih baik.

Sejalan dengan proses pelaksanaan IPO, dalam lawatannya di Korea Selatan, Denaldy juga melakukan kunjungan pre-market sounding IPO kepada perusahaan sekuritas dan pengelola aset terbesar di Korea Selatan yaitu Midas Asset dan Meritz Asset Management.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement