Selasa 07 Feb 2023 15:54 WIB

Mulai Tahun Ini Beli Pertalite Wajib Verifikasi Data di 138 Kabupaten/Kota

Pertamina memperluas cakupan uji coba membeli BBM bersubsidi menggunakan MyPertamina.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas Pertamina menyosialisasikan aktivasi pendaftaran pembelian BBM bersubsidi kepada pengendara di SPBU Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Jumat (1/7/2022). PT Pertamina (Persero) memperluas cakupan uji coba membeli BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina di 138 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas Pertamina menyosialisasikan aktivasi pendaftaran pembelian BBM bersubsidi kepada pengendara di SPBU Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Jumat (1/7/2022). PT Pertamina (Persero) memperluas cakupan uji coba membeli BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina di 138 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memperluas cakupan uji coba membeli BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina di 138 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan Pertamina untuk bisa mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menjelaskan Pertamina sudah menerapkan verifikasi data pembelian BBM bersubsidi ini di 34 kabupaten kota sejak semester dua tahun lalu. Untuk tahun ini, untuk memperluas cakupan data dan juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat wilayah uji coba pembelian BBM subsidi memakai verifikasi data di MyPertamina diperluas di 138 kabupaten/kota.

Baca Juga

"Secara full cycle ini sudah memang dijalankan sejak semester dua tahun lalu. Tahun ini kami uji coba sampai Februari tahun ini di 138 kabupaten/kota lagi," ujar Alfian di DPR, Selasa (8/2).

Melalui cara ini Alfian berharap penyaluran BBM bersubsidi baik Pertalite maupun Solar bisa terkendali dan tepat sasaran. "Memang masih ada ruang perbaikan yang bisa kita improve sambil menunggu revisi Perpres 191 Tahun 2014," ujar Alfian.

Angggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman memprediksi kebutuhan atas BBM bersubsidi tahun ini akan lebih meningkat dibandingkan tahun 2022 kemarin. Maka, ia mengatakan perlu adanya sistem pengendalian yang lebih ketat dari saat ini.

"Ya memang kalau melihat pertumbuhan ekonomi, pemulihan ekonomi ini pasti akan lebih tinggi lagi konsumsinya. Kita memang harus segera menemukan formula pengendalian yang tepat," ujar Saleh saat ditemui di Kementerian ESDM pekan lalu.

Saat ini, pemerintah bersama dengan kementerian terkait masih merampungkan Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Seperti diketahui, kuota BBM Pertalite pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 32 juta kilo liter (kl) dari perkiraan penyerapan Pertalite pada 2022 yang sebesar 29,48 juta kl.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement