REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) merencanakan pembelian kembali (buyback) saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah nilai nominal seluruh buyback ini sebesar-sebesarnya mencapai Rp 905 miliar.
"Pembelian kembali saham akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan berlaku," tulis manajemen BNI melalui keterbukaan informasi, Senin (6/2/2023).
Untuk keperluan buyback saham ini, perseroan akan menggunakan kas internal. Buyback akan menurunkan aset dan ekuitas perseroan sebesar jumlah pembelian kembali saham.
Perseroan berkeyakinan pelaksanaan transaksi buyback ini tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha perseroan. Perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk membiayai buyback bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan.
Manajemen BNI menyampaikan, alasan dilakukannya buyback saham seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif sepanjang 2022 dipengaruhi kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment.
Namun, seiring kinerja keuangan perseroan yang terus membaik, harga saham perseroan di akhir 2022 tercatat sebesar Rp 9.225 atau meningkat 36,7 persen year on year (yoy). Di awal tahun 2023 IHSG sempat berfluktuasi.
The Fed yang masih mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga, dampak geopolitik yang masih berlanjut, serta normalisasi kebijakan pandemi di China yang menyebabkan foreign outflow ke pasar China setelah tiga tahun lockdown membuat IHSG kembali berfluktuasi.
Fluktuasi di pasar dan tekanan jual ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga semester I 2023. "Untuk itu, buyback dimaksudkan untuk membantu mengimbangi tekanan jual di pasar saat IHSG sedang berfluktuasi," tulis manajemen BNI.
Harga saham perseroan hingga 3 Februari 2023 tercatat sebesar Rp 9.300 atau naik 0,8 persen sejak awal tahun dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,27x. Nilai PBV ini masih berada di bawah rata-rata 10 tahun yang sebesar 1,42x.
Periode buyback saham akan dilaksanakan pada periode 16 Maret 2023 sampai 15 September 2024. Buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap wajar.