REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perusahaan penasihat yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yakni Innisfree M&A Incorporated menggugat Twitter pada Jumat di Mahkamah Agung Negara Bagian New York. Mereka berupaya mendapatkan sekitar 1,9 juta dolar AS sebagai tagihan yang belum dibayar setelah memberi tahu perusahaan media sosial tentang akuisisi oleh Elon Musk tahun lalu.
"Pada 23 Desember 2022, Twitter tetap tidak memenuhi kewajibannya kepada Innisfree. Padahal berdasarkan Perjanjian dalam jumlah tidak kurang dari 1.902.788 dolar AS," kata gugatan tersebut, seperti dilansir Reuters, Ahad (5/2).
Hanya saja, Twitter dan pengacara Innisfree tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perlu diketahui, Musk pada Oktober menutup kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS yang diumumkan pada April tahun itu dan menjadikan Twitter pribadi.
Bulan lalu Crown Estate Inggris, sebuah bisnis komersial independen yang mengelola portofolio properti milik monarki, mengatakan telah memulai proses pengadilan terhadap Twitter atas dugaan sewa yang belum dibayar di kantor pusatnya di London. Pengeluaran iklan di Twitter Inc turun 71 persen pada Desember.
Hal itu berdasarkan data dari sebuah perusahaan riset periklanan. Alasannya karena pengiklan top memangkas pengeluaran mereka di platform media sosial setelah pengambilalihan Musk.
Berbagai bank yang menyediakan 13 miliar dolar AS dalam pembiayaan tahun lalu untuk akuisisi kepala eksekutif Tesla atas Twitter membatalkan rencan menjual utang kepada investor. Itu karena ketidakpastian seputar kekayaan dan kerugian perusahaan media sosial.
Twitter melakukan pembayaran bunga pertamanya atas pinjaman yang disediakan bank guna membantu membiayai pembelian perusahaan media sosial oleh Musk tahun lalu, menurut laporan Reuters bulan lalu. Perusahaan penasehat Innisfree menggugat Twitter sebesar 1,9 juta dolar AS untuk tagihan yang belum dibayar.