Rabu 01 Feb 2023 15:48 WIB

Ekonomi Pulih Lintas Sektor dan Wilayah Dorong Penurnan Pengangguran

Tingkat pengangguran turun ke level 5,86 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keunganan Sri Mulyani Indrawati.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Keunganan Sri Mulyani Indrawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak hanya terjadi di lintas sektor, tapi juga lintas wilayah. Misalnya, Bali yang sektor pariwisatanya mulai pulih, setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 sangat dalam.

"Juga wilayah Sumatera yang cukup rentan. Semua sektor ini sedang pulih, Anda lihat dari tadinya sudah jatuh ke bawah mulai pulih, begitu pula transportasi yang turut terkena pukulan pandemi," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Ia melanjutkan, saat pandemi restoran terkena pukulan paling keras, namun sekarang atau pada 2022 sudah tumbuh dua angka. Dirinya mengatakan, pemulihan berbagai sektor dan wilayah tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga tingkat pengangguran berkurang.

"Setelah tingkat pengangguran di tujuh persen, sekarang di bawah enam persen, yaitu di 5,86 persen. Maka pertumbuhan tersebut menyediakan lebih banyak peluang buat kita guna melanjutkan penurunan kemiskinan, setelah mengalami tingkat kemiskinan di 10,19 persen, sekarang di bawah 10 persen," tutur Sri Mulyani.

Dirinya optimis, tahun ini Indonesia akan bisa melalui berbagai tantangan global. Itu didukung oleh kondisi fiskal yang sehat untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Kebijakan fiskal 2023 selanjutnya, kata dia, bertujuan memberikan landasan yang kokoh bagi perekonomian. Di antaranya melalui defisit yang adaptif pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta menghadapi ketidakpastian global.

"Adanya pelemahan ekonomi global mungkin tidak separah yang diperkirakan, tetapi tetap. Pelemahan ini akan berlanjut sampai kuartal pertama 2023 atau bahkan lebih panjang sampai paruh pertama 2023, tapi ini mungkin akan lebih baik menyediakan optimisme," jelas dia.

Maksudnya, sambung Sri Mulyani, tekanan yang datang dari respon kebijakan moneter ini mulai melambat. Dengan begitu memberikan harapan baru pada 2023, setidaknya pada semester kedua 2023, bakal terlihat kinerja positif, yaitu menurunnya inflasi, harga mulai stabil, serta tekanan harga mulai menurun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement