REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mendukung program pemerintah dalam menjalankan mandatory B35. Dengan bertambahnya persentase minyak nabati dalam solar, maka perlu penambahan kapasitas pengolahan FAME sebagai bahan baku utama campuran biodiesel.
Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan menjelaskan saat ini rata-rata produksi biodiesel mencapai 17,5 juta kiloliter. Dengan adanya program B35 maka kapasitas produksi perlu ditambah.
"Kita memang perlu memperbaiki dan menambah kapasitas storage kami. Meski hanya nambah lima persen namun ini angka yang cukup signifikan untuk menambah kapasitas," ujar Paulus di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (31/1/2023).
Tahun 2023 ini di bulan Januari, kami semua dari industri sudah memasuki dengan standar B35, sehingga besok tinggal dilanjutkan produksinya,” katanya.
Di samping itu, menurutnya pendistribusian dan penyimpanan B35 perlu menjadi perhatian pemerintah karena kedua hal ini akan memengaruhi kualitas biodiesel yang sampai ke pengguna.
Ia juga sedang mempertimbangkan penggunaan tangki penampung biodiesel di darat, untuk melengkapi ketersediaan penampungan biodiesel yang saat ini masih menggunakan floating storage di Balikpapan.
“Selama ini secara umum kami sudah berhasil mengatasi berbagai tantangan, tapi kehati-hatian dan pengurusan kita perlu lebih baik lagi, demikian pula tata kelola secara umum perlu terus diperbaiki secara berkelanjutan,” katanya.