Kamis 26 Jan 2023 19:01 WIB

Penyaluran Kredit BCA Tumbuh 11,7 Persen

BCA mencatat, total penyaluran kredit pada 2022 melampaui target.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas membersihkan logo bank BCA di Jakarta. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatat total keseluruhan penyaluran kredit pada 2022 melampaui target.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas membersihkan logo bank BCA di Jakarta. PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatat total keseluruhan penyaluran kredit pada 2022 melampaui target.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatat total keseluruhan penyaluran kredit pada 2022 melampaui target. Secara keseluruhan, total kredit BCA hingga Desember 2022 naik 11,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp 711,3 triliun.

"Total keseluruhan kredit ini lebih tinggi dari target pertumbuhan 8-10 persen," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi video, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga

Jahja menambahkan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9 persen pada Desember 2022 mencapai Rp 183,2 triliun. Jahja menegaskan, capaian tersebut berkontribusi hingga 25,4 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Dia menambahkan, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. "Rasio loan at risk (LAR) turun ke 10 persen pada 2022 dibandingkan 14,6 persen pada 2021. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,7 persen pada 2022, turun 2,2 persen dari tahun sebelumnya," jelas Jahja.

Sepanjang 2022, Jahja memastikan BCA juga mencatat pemulihan permintaan kredit yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Kredit korporasi BCA pada Desember 2022 mencapai Rp 322,2 triliun atau naik 12,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, BCA juga mencatat kredit komersial dan UKM pada Desember 2022 mencapai Rp 210,2 triliun. Angka tersebut meningkat 10,1 persen dibandingkan pada Desember 2021.

Saldo outstanding kartu kredit BCA juga tumbuh 13,4 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 13,8 triliun seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat. "Sehingga total portofolio kredit konsumer naik 11,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 171,3 triliun," ungkap Jahja.

Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, Jahja optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas. "Kami berkomitmen terus mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor, sekaligus menghadirkan beragam program inklusif yang mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat,” ucap Jahja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement