Selasa 24 Jan 2023 12:40 WIB

Kemendag Seriusi Rencana Perjanjian CEPA dengan Negara-Negara Arab

Kemendag membidik perjanjian dagang CEPA atau FTA.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (kiri) dan Menteri Perdagangan Arab Saudi HE Dr Majid bin Abdullah Al-Qasabi melakukan swafoto berlatar pemandangan perbukitan batu saat melakukan pertemuan di Al Ula. Arab Saudi pada Ahad (22/1/2023).
Foto: Dok.Republika
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (kiri) dan Menteri Perdagangan Arab Saudi HE Dr Majid bin Abdullah Al-Qasabi melakukan swafoto berlatar pemandangan perbukitan batu saat melakukan pertemuan di Al Ula. Arab Saudi pada Ahad (22/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik perjanjian dagang Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Gulf Cooperation Council atau negara-negara Arab Teluk dapat terealisasi. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, saat ini kedua pihak masih dalam tahap penjajakan niat.

"Jadi kita masih akan mengintensifkan pembicaraan dengan pihak Arab Saudi (anggota GCC) untuk hal-hal teknisnya," kata Djatmiko saat dihubungi Republika, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga

Selain itu, lanjut Djatmiko, pemerintah Indonesia juga harus melakukan konsolidasi internal agar rencana tersebut bisa teralisasi dan menghasilkan perjanjian dagang yang konkret.

Sebelumnya dalam rangkaian misi dagang ke Arab Saudi pada Senin (23/1/2023), Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengajak negara-negara Arab di kawasan Teluk bisa memperkuat hubungan dagang dengan skema persetujuan perdagangan baik CEPA maupun FTA. Itu ia sampaikan saat melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Negara-negara Arab Teluk, Nayef Falah M Al- Hajraf di Riyadh, Arab Saudi.

 

Usulan itu kembali disampaikan setelah sebelumnya Indonesia pernah mengusulkan hal serupa pada 2018, 2021, dan 2022. Terlebih Indonesia sudah menandatangani CEPA dengan Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu anggota GCC, yang diselesaikan dalam waktu sembilan bulan.

“Saya mengharapkan dukungan penuh Sekjen Nayef, mengingat CEPA akan memberikan peluang besar bagi kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” katanya.

Sekjen Nayef mendukung penuh atas usulan Indonesia untuk segera dimulai perundingan Persetujuan Dagang dalam bentuk Indonesia–GCC CEPA atau Indonesia-GCC FTA. Pertemuan juga sepakat agar tim teknis kedua negara dapat menindaklanjuti untuk segera membahas rencana perundingan CEPA/FTA.

Sebagai informasi, GCC merupakan aliansi kerja sama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara di Teluk Arab, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.

Pada periode Januari—November 2022, total perdagangan Indonesia GCC tercatat sebesar 15 miliar dolar AS, naik 41,26 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar 4,8 miliar dolar AS sementara impor Indonesia dari GCC sebesar 10,2 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement